Tadi malam, Minggu,
5 April 2020, penulis mengikuti kegiatan belajar “ Menulis Bersama Om Jay”
dengan narasumber yang sangat hebat. Beliau adalah seorang trainer dan motivator Nasional 33 Provinsi dan
beberapa tempat di luar negeri. Beliau juga seorang penulis buku, Mentor menulis, Life Coach.
Biografi singkat Zainudin
Akbar, MM.,MJW
Akbar Zainudin, Lahir di Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 7 Februari 1973. Beliau masuk pondok pesantren Gontor di usia 13 tahun. Beliau menulis sejak beliau duduk di bangku SMA di Gontor. Dilanjutkan pada saat mahsiswa. Beliau juga dikenal berkat buku- buku best seller yang telah beliau tulis. Salah satu buku karangan beliau adalah berjudul “Man Jadda WaJada” yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2008. Hingga sekarang.sudah 13 buku yang beliau tulis dan hampir semua tentang motivasi.
Selanjutnya beliau
memulai materinya. Materi kali ini adalah Langkah- langkah menulis buku sampai
bisa diterbitkan oleh penerbit mayor. Namun, seperti biasa Om Jay memberi tahu
bahwa WA akan ditutup sementara
agar bapak Akbar selaku
narasumber bisa menyampaikan materi dengan baik tanpa ada gangguan yang berupa
pertanyaan dari para peserta. Selanjutnya Om Jay mempersilakan kepada Bapak
Akbar Zainudin untuk memulai memberi
materi.
Sebelum
menyampaikan materi, beliau mempersilahkan para peserta untuk menyaksikan materi
dalam video yang telah beliau persiapkan.
Beliau menyampaikan bahwa hanya akan menambahkan di sini sebagai pengantar diskusi dan akan menyampaikan tentang proses penulisan buku mulai dari ide sampai ke penerbit. Penekanan ada pada langkah menyerahkan naskah ke penerbit.
Menurut Bapak Akbar Zainudin, proses menulis buku dan menerbitkan buku ada enam langkah berikut, yaitu: menetukan tema, membuat outline, memilih jadwal, menulis isi buku, merevisi naskah buku, dan menyerahkan buku kepada penerbit, semua itu beliau singkat menjadi TOJTRP ( Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit )
Berikut ini penjelasan tentang TOJTRP:
1. T.
Tentukan TEMA
Tema tulisan.
Setiap buku harus punya tema , baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan
menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu
saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.
Beliau juga memberi
contoh bahwa buku beliau kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om
Jay, buku-buku pendidikan dan sebagainya.
2. O.
Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan
kita terarah.
2. Bisa buat jadwal
dan target.
3. Menghindari
"ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya
selesai.
Outline akan membantu
kita dalam menyelesaikan penulisan buku.Kalau tidak ada outline atau daftar isi
dan akan sulit buku kita bisa selesai karena hal ini terkait dengan
kedisiplinan penulis dalam mengikuti jadwal menulis yang sudah ditentukan.
Kalau outline atau daftar
isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah
membuat jadwal secara riil. Katakan satu tulisan jadwalnya seminggu selesai,
buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat
jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil
tulisan kita.
3.
J. Buatlah jadwal penulisan.
Jadwal perlu dibuat
secar riil berdasarkan outline atau daftar isi yang telah ditentukan.Outline
sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan
jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah
tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel
terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.Katakan 1
tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan
mau selesai.
Dengan kita membuat
jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil
tulisan kita.
4.
. T. Tuliskan
Outline sudah ada,
jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya.
Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita
akan selesai atau tidak.
Hal penting yang
harus diperhatikan dalam bagian ini adalah, “Tulis dan selesaikan semua judul
artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.Tulis
dan selesaiakan semua judul artikel terlebih dahulu.”
Di sini, disiplin
diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau
tidak.
5.
R. Revisi
Seorang penulis
haruslah juga mampu merevisi hasil tulisannya.Revisilah tulisan kalau semua
draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau
kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua
draft buku. Tahap kedua, baru revisi.
Hal- hal yang harus direvisi adalah :
1. Data dan
informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan.
Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul
artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
6. P. Penerbit ( kirim ke penerbit)
6. P. Penerbit ( kirim ke penerbit)
Beberapa hal yang
menjadi pertimbangan penerbit dalam menentukan kelayakan sebuah buku untuk
diterbitkan di penerbit mayor adalah:
a.
Memenuhi
kebutuhan pembaca.Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut
kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita?; Siapa yang
butuh?; dan Berapa banyak orang yang
butuh?; Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin
besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin
besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang
akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
b.
Hal
kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa
kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab
pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga
pertimbangan penerbit.
Untuk menerbitkan
tulisan kita ke penerbit mayor kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan
kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang
terjual. Cara mengirim naskah adalah pertama naskah harus sudah jadi dan yang
selanjutnya diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD
atau Flash Disk. Selanjutnya kita menunggu kabar dari penerbit, biasanya kabar
diterima atau tidaknya tulisan kita itu sekitar 3 bulan.
Hal yang harus dilakukan penulis :
Bagaimana cara
membuat tulisan yang menarik? ( pertanyaan dari salah seorang peserta diskusi).
Beliau menjawab tulisan menarik adalah jam terbang dan latihan terus menerus
Beliau dan Om Jay
sudah latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis. Kalau beliau
hitung dari setingkat kelas 2 SMP beliau sudah mulai belajar menulis. Jadi,
hampir 30 tahun tidak berhenti menulis.
Menulis adalah
keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. Nah,
itu adalah rahasianya.
Ø
Happy
writing, menulislah dengan bahagia.
Banyak-banyak
berlatih. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. Nanti akan tahu tulisan kita sudah bagus, tahu-tahu kita sudah
punya naskah buku, tahu-tahu buku kita terbit.
Ø
outline/ struktur daftar isi untuk naskah fiksi dan non fiksi.
a.
Naskah
Non Fiksi, biasanya terdiri dari:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud
penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis
terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.
b Naskah Fiksi , biasanya terdiri dari:
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita
> Personal Branding, gunakan personal branding untuk
memilih tema, seperti pak Indra, beliau lebih suka satu tema, biar branding kita
jelas. Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait.
Misalnya kalau kita
ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. “Kalau
saya, adalah motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya
tentang motivasi dan pengembangan diri. “ Jelas pak Indra.
Beliau sebenarnya
ada basic tentang agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait
dengan motivasi dan pengembangan diri, maka beliau tidak tuliskan.
Cara menumbuhkan semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah kita buat adalah harus disiplin, kalau kita mau disiplin, pasti kita bisa menghasilkan tulias sesuai jadwal yang telah kita rencanakan. Dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis teratur, sekitar 30-60 menit setiap hari. “Kalau saya biasanya menulis sebelum subuh sampai kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke kantor.” Kata pak Indra.
Harus ada waktu yang
dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi,
siang, atau malam. Yang penting, konsisten SETIAP HARI. Mulai hari ini,
hilangkan kata tapi. Kalau masih ada kata tapi, berarti masih jauh untuk bisa memulai menulis apalagi untuk konsisten dalam menulis.
Batasan tipis tebalnya suatu buku yang dapat diterbitkan biasanya sekitar minimal 100 halaman . Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman. Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di komputer.
Dalam sebuah buku ada
namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa
berbeda-beda tema. Sebaiknya satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa
berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya agar
pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.
> Judul yang
Menarik.
1. Provokatif.
Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih Provokatif.
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian"
2. Jelas, Tegas,
dan Sederhana.
3. Kalau Judul
Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub judul.
Contoh : “MAN JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life”
Agar buku kita bisa
diterima dan diterbitkan oleh penerbit mayor adalah:
1. Yakinkan buku
kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita dan berapa
banyak yang kira-kira akan terjual.
2. Sodorokan apa
yang akan kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku
Beliau mencontohkan
bahwa setelah buku beliau diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain
menerima naskah buku beliau, bahkan mereka yang meminta untuk dituliskan. Karena
standar penerbitan di Indonesia memang Gramedia Grup.
Yang harus dilakukan oleh penulis pemula agar bisa melewati kendala yang besar bagi penulis pemula adalah coba kita bisa melawan rasa malas, pasti sudah terbit bukunya. Boleh dicoba, lawan rasa malas, terus belatih, pasti tulisan kita akan jauh lebih baik setahun mendatang. Berlatihnya SETIAP HARI.
Dalam menyusun
outline akan bagus kalau kita meminta masukan atau poendapat dari teman-teman.
Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. Asal jangan semakin bingung. Kalau
banyak masukan, bismillah, tentukan saja mana yang terbaik dan mulailah
menulis.Kalaupun ada perubahan di tengah menulis, tidak apa-apa, yang penting
sudah ada outline awalnya.
Dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman atau tidak? Pak Indra menjelaskan bahwa ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Ada juga buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya. Tema-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Dalam mengirim
naskah, bisa jadi naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima
apakah naskah itu dikembalikan? Ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi
semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon.
Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada satu naskah beliau ditolak, kemudian beliau perbaiki, lalu dikirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima.
Sebuah naskah
ditolak itu pertimbangan utamanya biasanya penerbit melihat tidak cukup segmen
pembelinya. Artinya secara bisnis tidak menguntungkan atau pembacanya ada tetapi naskah kita dirasa tidak cukup menarik
pembaca untuk membeli. Pertimbangan penerbit yang paling utama adalah bisnis;
bukunya laku atau tidak.
Kalau kita ingin
membuat buku kumpulan cerpen anak atau cerpen, temanya tidak harus satu. Boleh
kumpulan cerpen. Tetapi tetap harus membuat outline supaya cerpennya bisa
bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. Outline juga penting buat jadwal
dan target.
Jadi, menulis itu
bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan dibuat stress.Tulislah Yang
paling dikuasai dan yang paling disenangi. Sebenarnya tidak masalah mau menulis
fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya. Kalau buku Non
Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan
penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap. Kalau buku yang bersifat
umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu
dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer.
Kumpulan karya
tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu,
lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang
tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.
UKTUB
Panduan Menulis
Buku dalam 180 Hari.
Kesimpulan:
1.
Teruslah
belajar menulis, jadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI. yakinlah pasti bisa menjadi
penulis handal.
2.
Fokus
pada satu tema biar "personal branding" kita menjadi kuat. Kita tidak
bisa menjadi semua orang. Jadi orang ahli secara mendalam dalam satu
bidang itu jauh lebih baik.
3.
Buat
target, Buat jadwal harian jam berapa menulis, Jangan menunda, Paksakan
4.
Mentoring,
memiliki mentor menulis agar dapat sharing untuk memperkaya gagasan yang akan
kita tulis.
5.
Menulis
dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Harus banyak membaca
kalau ingin tulisannya bagus.
6.
Berdisiplin
saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan kita akan banyak, akan lebih baik, dan
tau-tau jadi buku.
7.
Happy
Writing.
8.
Salam
Man Jadda Wajda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar