Kamis, 07 Mei 2020

Mengajar Gaya Motivator


Guru Betulan atau Guru Kebetulan ? Tips Menjadi Guru yang ...

GURU BETULAN ATAU GURU KEBETULAN ? Pertanyaan ini hanya diri kita sendiri yang bisa menjawabnya. Mengapa ada pertanyaan seperti itu? Apa maksud guru betulan dan guru kebetulan? Bagaimana caranya agar kita menjadi guru yang sesungguhnya?
Dalam kegiatan belajar menulis bersama Omjay akan mengupas tuntas tentang bagaimana menjadi guru yang dirindukan oleh siswa dengan menerapakan Mengajar Gaya Motivator (MGM)
Materi ini disamapaikan oleh Bapak Aris Ahmad Jaya.

Profil Narasumber


Aris Ahmad Jaya, lahir di Pati, 23 Februari 1974, pernah diterima di dua Universitas ternama di Indonesia tanpa tes yaitu IPB dan UGM, beliau menyelesaikan gelar dokter hewan pada tahun 2000 di IPB dan memperoleh gelar Magister Manajemen di UIKA bogor tahun 2015.
Aris Ahmad Jaya seorang motivator sekolah-sekolah unggul di Indonesia, selain menjadi motivator beliau juga sebagai coach dan konsultan di sekolah- sekolah di Indonesia untuk menemikan kekhasan dan kekhususan.Beliau juga pendiri sekaligus CEO di lembaga Abco SUGESTI MOTIVATINDO yang bergerak di bidang motivasi dan konsultan bagi sekolah- sekolah unggul di Indonesia serta lembaga- lembaga baik pemerintah maupun swasta yang ada di Indonesia. Beliau telah mempublikasikan buku best selle diantaranya buku TIGA PULUH HARI MENCARI JATI DIRI, LOVE COACH PARENTING, SPIRIT OF SUKSES, dan buku lainnya.

Dalam masa pandemic covid19, pemerintah telah mengumumkan untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah. Sehubungan dengan diumumkannya aturan tersebut, semua guru melaksanakan tugas mengajar dari rumah (Work From Home). Berkaitan dengan hal tersebut tentunya guru harus mengubah kebiasaan gaya mengajar agar dapat menyesuaikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran Daring.
Dengan momentum saat ini , ketika anak-anak  sedang belajar di rumah guru pun seharusnya belajar kembali tentang bagaimana memiliki seni menyampaikan, memiliki seni untuk dicintai, dirindukan oleh anak didiknya sehingga pembelajaran sedemikian menjadi menarik.Bagaimana  menjadi pribadi yang mampu menarik dan menyenangkan, pribadi yang dirindukan dan pribadi yang mampu menginspirasi serta menjadikan anak didik kita mencintai kita sebelum mencintai pelajaran yang kita ajarkan.
Dalam pembelajaran online secara gratis yang diselenggarakan oleh seorang guru blogger ternama di Indonesia yaitu Bapak Wijaya Kusumah atau yang akrab disebut OmJay kali ini, narasumber memberikan materi “Mengajar Gaya Motivator”

KATAGORI GURU (menurut narasumber)
A.      Guru berdasarkan niat.
Guru,berdasarkan niat seseorang menjadi guru membagi dua, yang pertama adalah guru betulan yang kedua adalah guru kebetulan.
1.      Guru betulan adalah guru yang memang dari awal ingin menjadi seorang pendidik, ingin mengajar dan memang dia ingin menjadi guru. Seorang guru yang diidamkan, guru yang memiliki energi untuk mengajar, energi untuk bertemu dengan siswa, energi untuk menularkan keilmuannya kepada anak didiknya. Guru betulan memang guru yang diidamkan.
2.      Guru kebetulan,  yaitu kebetulan ada lowongan menjadi pengajar maka dia menjadi guru, kebetulan lulus dari universitas dan sambil menunggu pekerjaan maka dia melamar menjadi guru dan kebetulan diterima makanya akhirnya menjadi guru. Seterusnya kebetulan ada yayasan orang tua yang butuh guru untuk di memenej sehingga mau tidak mau harus melanjutkan impian orang tua, akhirnya menjadi guru dan pendidik di yayasan itu. Kebetulan ada teman yang mengajak, daripada menganggur maka menjadi guru.

Apakah guru kebetulan itu salah? Salah, kalau kebetulan yang terus-menerus dan tidak mau belajar. Namun, kadang-kadang guru kebetulan pula akan menjadi guru betulan ketika dia mau belajar mau mengerti bahwa ini bagian proses yang harus dihadapi. Kadang ada guru kebetulan pun bisa menjadi guru yang mencintai, guru yang dicintai, guru yang menyelami kegiatan belajar mengajar dengan sungguh-sungguh karena dia menyadari bahwa ini bagian dari sebuah proses yang baik yang harus dijalankan.

Apakah seseorang itu menjadi guru betulan atau guru kebetulan, tidak ada masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika seseorang tidak mau menerima profesi sebagai seorang guru itu.  Guru betulan maupun  guru kebetulan ketika kita menerima profesi  ini sebagai bagian dari sebuah pilihan, kita harus mau memberi pembelajaran dengan cara yang baik dan menyenangkan, menginspirasi anak didik , mencintai ilmu yang disampaikan, maka sesungguhnya guru betulan maupun guru kebetulan, buahnya akan manis manakala dia adalah guru yang mencintai profesinya. Apa artinya guru betulan namun tidak mau belajar, menyampaikan asal-asalan, dan menyesali pilihan hidupnya.

B.     Guru berdasarkan kinerja:
1.      Guru nyasar.guru nyasar artinya guru yang tidak mempunyai target, arah, dan energi untuk mengajar, kehadiran guru nyasar menjadikan jam dinding bergerak lambat karena siswa mudah jenuh. guru yang seperti ini cara mengajarnya biasanya tidak disukai siswa.
2.      Guru bayar, guru yang mengajar berdasarkan energi terkait dengan finansial atau uang, mood mengajar sangat tergantung adanya gaji dan tunjangan guru yang diperoleh.Guru bayar bisa membuat siswa tidak mendapatkan figur yang benar- benar menginspirasinaya.
3.      Guru sadar, guru sadar biasanya guru yang dicintai dan dirindukan oleh siswanya.Pembelajarannya menyenangkan dan kehadirannya sangat dirindukan oleh siswa.

Langkah-langkah mengajar gaya motivator atau MGM
Ø  Jadilah guru yang menarik dan menyenangkan.
Guru yang menarik berarti memiliki daya tarik. Guru yang menyenangkan adalah guru yang memiliki daya yang menjadikan murid- murid merindukan kita. Untuk menarik dan untuk menyenangkan tentu kita harus mempelajari pola sederhana yang ketika dicoba dibuktikan kita akan mendapatkan sebuah rasa baru yang akan diterima oleh murid- murid. 
Bagaimana menarik kemudian bagaimana menyenangkan? Dimulai dari apa yang terlihat menyenangkan ketika pandangan pertama murid sudah suka dengan kita. Tatapan pertama murid sudah nyaman dengan kita,  maka kita sudah mulai masuk ke daya tarik.



Untuk menjadi guru yang menarik ada 3 langkah sederhana .
1.      persiapkan diri dengan latihan sebanyak mungkin  bagaimana menjadi pribadi yang menarik, contohnya dari sisi penampilan, kita adalah seseorang yang memang mempersiapkan penampilan terbaik karena kita adalah sosok yang menarik. Dari segi berperilaku kita juga sosok yang menarik sehingga murid kita menilai  bukan sekedar ketika ada di dalam ruangan tapi juga ketika ada di luar kelas atau di luar ruangan. Untuk menarik, kita harus mampu menunjukkan bahwa diri kita benar-benar layak untuk diizinkan oleh murid kita . Untuk diizinkan ini kita perlu tahu diizinkan adalah ketika murid kita mengizinkan dirinya memperhatikan bukan sekedar melihat mendengarkan bukan sekedar mendengar jadi kita harus mampu menjadi pribadi yang layak untuk diperhatikan dan layak untuk didengarkan.
2.      Berikan simulasi- simulasi atau game- game sederhana sebelum pembelajara dimulai,misalnya game tepuk, tebak- tebakan, atau game-game yang bisa diambil dari internet agar kita mudah mengamati dan malakukan ATM ( Amati Temukan  Meniru ) dengan demikian suasana menjadi menyenangkan.Setelah mereka nyaman dengan suasana kelas maka menjadi menyenangkan dan siswa akan mau mengikuti apa yang kita inginkan, menyerap materi yang kita ajarkan.Setiap kali murid melakukan kebaikan, puji mereka.
3.      Tangkap basah kebaikan,Tempa besi selagi panas, artinya apresiasi prosesnya, apresiasilah murid kita saat mereka melakukan kebaikan, tidak menunggu kenaikan kelas.Apresiasi bisa secara personal atau klasikal. Dengan sering mengapresiasi murid- murid kita juga akan mengapresiasi kita.
Dengan mengapresiasi kita diapresiasi, dengan menghargai kita dihargai, dengan memberi sesungguhnya kita menerima.Guru yang pelit aprsiasi adalah guru yang menjerumuskan muridnya. Jangan sampai karena mereka tidak suka oleh guru dan tidak suka pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga guru itu menjadikan konekstor keburukan atau ketidakberhasilan bagi murid- murid kita.

Ø  Berikan label positif kepada para siswa. .
Label positif bisa diberikan secara individu atau klasikal.
·         Contoh :  “ Kelas ini adalah kelas paling hebat dibanding kelas- kelas lain”
Kata- kata guru adalah proposal hidup bagi para murid di masa depan.
·         Contoh lain : “ Kelas ini adalah kelas yang sangat kompak, kelas yang antusias, kelas yang keren, maka saya berikan nama kelas ini adalah kelas lebah, lebah memberi manfaat, berguna, tak pernah merusak dan kompak ”. Ketika disepakati label kelas ini akan membangun persepsi. Kata- kata kita mempengaruhi pola- pola kehidupan bagi murid- murid kita.
·         Contoh label hebat secara individu, si cerdas, si jenius, sang kreator, sesuai dengan apa yang dimiliki murid kita.

Kesimpulan:

Peran seorang guru untuk menjadi idola yang menarik adalah peran yang sangat penting. Jadilah seorang guru yang dicintai kehadirannya, guru yang dirindukan kepergiannya,  guru yang menginspirasi bagi para siswa, dan guru yang menjadi history dalam kehidupan siswa- siswa kita.


Sabtu, 25 April 2020

Menulis dengan Tata Bahasa yang Benar



RESUME KE-19
 "BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY"

Menulis dengan Tata Bahasa yang Benar

Kamis, 9 April 2020
Tema                          : Dasar Menulis Kata, Kalimat, dan Paragraf
Narasumber               : Imam Fitri Rahmadi
Peresume                   : Ummu Hasanah




Selamat malam waktu Indonesia dan selamat siang Waktu Austria Bapak dan Ibu peserta menulis.Apa kabar? Semoga senantiasa dalam keadaan sehat. Alhamdulillah, siang ini pukul 14:00 di Austria cuacanya cerah. Seperti ini pemandangan dari student dormitory saya di lantai 11.
 Yth. Bapak dan Ibu peserta belajar menulis melalui grup WhatsApp Perkenalkan, saya Imam Fitri Rahmadi, dosen Universitas Pamulang yang sekarang sedang kuliah S3 di Johannes Kepler Universität Linz Austria (2019-sekarang). Itulah kalimat  yang disampaikan oleh narasumber untuk mengawali materi.

Profil  Narasumber:

Imam Fitri Rahmadi, Beliau pernah menulis 2 buku yang diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ketika masih kuliah S1 di UIN Jakarta (2018-2013). Pada penghujung kuliah S2 di Universitas Negeri Jakarta (2016), beliau mulai tertarik untuk menekuni penulisan akademik. Pada akhirnya, ketika mulai menjadi dosen di Universitas Pamulang (2017), beliau mengelola jurnal, menjadi reviewer jurnal kampus lain, dan banyak mengikuti pelatihan penulisan akademik bahasa Inggris untuk keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri.
Beliau juga ngeblog di sini:  https://tigabelase.wordpress.com/

ini merupakan blog saya yang kesekian kalinya, berisi tulisan tentang bagaimana menulis dalam konteks akademik. Semester ini, saya mengambil mata kuliah Academic Writing English untuk belajar lebih lanjut tentang penulisan akademik. Bertepatan dengan ini semua, saya diminta oleh Omjay untuk mengisi materi yang sedikit lebih teoretis tentang dasar menulis.”Kata Beliau.

Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan dasar menulis, meliputi: pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf. Materi beliau tulis untuk bisa digunakan bukan hanya untuk penulisan akademik, tetapi juga untuk penulisan personal dan formal supaya materi dapat bermanfaat bagi semua peserta pelatihan yang beragam. Maka, beliau sudah menyiapkan tulisan khusus di blog berisi materi yang dimaksud: https://tigabelase.wordpress.com/2020/04/06/dasar-menulis-kata-kalimat-dan-paragraf/

Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf
Semua orang bisa menulis. Paling sederhana menulis status di WhatsApp dan Facebook, atau sekadar menulis keterangan foto yang diunggah di Instagram. Tulisan bisa menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf sesukanya. Menulis secara personal memang sangat bebas tidak harus sesuai dengan suatu aturan penulisan tertentu. Berbeda jika ingin menulis formal, apalagi menulis untuk keperluan akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti.
Tulisan ini membahas pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf dalam konteks penulisan personal, formal, maupun akademik. Penulisan personal adalah sebagaimana anda menulis status atau menulis blog dengan gaya personal. Penulisan formal biasanya digunakan oleh para jurnalis untuk menulis berita atau oleh para blogger profesional untuk menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik digunakan oleh para akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti makalah, laporan penelitian, atau artikel jurnal.
Ketiga konteks penulisan dibahas supaya dapat memberikan gambaran besar dan perbedaan di antara ketiganya. Pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf merupakan hal paling mendasar yang perlu dipelajari supaya dapat menulis dengan baik. Jika hal tersebut sudah dikuasai, anda akan dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan.
Beberapa strategi dalam tulisan ini saya sarikan dari pengalaman pribadi selama belajar menulis, dan terutama ketika mengikuti berbagai pelatihan bahasa Inggris untuk keperluan akademik, yang biasa disebut dengan english for academic purposes. Adaptasi strategi penulisan dari bahasa Inggris saya lakukan karena ternyata rumusan yang digunakan jauh lebih sederhana dan mudah dipahami daripada teori yang diambil dari Bahasa Indonesia. Tidak ketinggalan, penjelasan materi dalam tulisan juga dilengkapi dengan contoh nyata.
Semoga tulisan ini dapat bermanfat bukan hanya sebagai landasan teoretis tetapi juga landasan praktis bagi siapa saja yang sedang belajar menulis baik dalam gaya personal, formal, maupun akademik.

Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal, dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, berbicara, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama menggambarkan proses bertukar informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah. Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk menemukan klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas terbagai menjadi dua, yaitu general English dan academic English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi kumpulan kosa kata akademik atau academic words. Pada bahasa Indonesia, sepertinya belum ada kamus khusus seperti itu, jadi anda sendiri yang harus cermat mempertimbangkan diksi yang akan digunakan jika ingin menulis lebih formal atau akademik.
Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang pertama: gue, aku, dan saya, yang memiliki rasa tersendiri jika dipakai pada sebuah kalimat. Gue dan aku terasa sangat personal, sedangkan saya terasa lebih formal. Lalu bagaimana untuk penulisan akademik?
Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik orang pertama, kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis seperti ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”
Jadi, silakan dilihat dan dipertimbangkan kembali diksi dalam tulisan anda selama ini; apakah cenderung personal, lebih formal, atau bahkan sangat akademik?

Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket, Objek, dan Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar (SD). Apakah anda masih ingat?
Jika masih ingat, berarti baru saja anda membayangkan sebuah kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari subjek dan predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya membaca tulisan di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam menulis, bahwa juga terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan dalam tulisan anda supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan, bertingkat, dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menerapkan keempat rumusan kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya justru selalu menggunakan rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris untuk keperluan akademik yang jauh lebih sederhana.
Selain kalimat sederhana (simple sentence), dalam bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat lain, yaitu kalimat gabungan (compound sentence) dan kalimat kompleks (complex sentence). Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga)Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara)dan lainnya. Supaya lebih jelas, seperti ini contohnya:
Kalimat sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan menjadi kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Satu lagi, kalimat gabungan dapat disatukan dengan kalimat kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Jadi, anda harus menerapkan variasi kalimat dalam setiap paragraf supaya tulisan tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca. Variasi kalimat ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik. Mari kita simak bagaimana menyusun paragraf dulu, setelah itu akan saya jelaskan penerapan variasi kalimat dalam sebuah paragraf.

Apalagi tentang paragraf, pasti anda sudah sering mendengar penjelasannya. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain, sering disebut juga bahwa paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa anak kalimat. Kesimpulan bisa ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika dibutuhkan.
Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir dalam sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru mendapatkan ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami?
Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat dalam sebuah paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di baca dan mudah dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya. Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam bentuk sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks untuk menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata penghubung. Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan menggunakan beberapa kalimat berikut:
Kalimat topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila dijadikan paragraf yang semua merupakan kalimat sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Namun, jika anda melakukan variasi bentuk kalimat dan menambahkan beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah dipahami seperti ini:

Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Pada satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Silakan rasakan perbedaannya. Bandingkan antara membaca paragraf yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraph yang berisi variasi kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi sebagai transisi antar kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir dengan baik sehingga paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.
Satu hal lagi tentang paragraf yang penting disampaikan sebelum tulisan ini saya sudahi. Masih banyak yang kebingungan dalam membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam paragraf. Baik, cara gampang untuk membuatnya, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya seperti kalimat topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan”, di sini kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide pengontrolnya. Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.
Sangat menarik membahas hal mendasar dalam menulis. Sayangnya tulisan ini sudah terlalu panjang dan lebih baik untuk disambung pada lain kesempatan. Apalagi membahas tentang paragraf, sangat tidak cukup hanya dijelaskan dalam satu postingan tulisan. Bahkan, ada satu buku khusus yang membahas tentang bagaimana menulis aneka model paragraf yang baik dan benar sesuai kaidah yang berlaku.
Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini, sekiranya cukup untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam konteks personal, formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri untuk memilah dan memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan menyusun paragraf yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih, semakin terampil menulis.
Apabila terdapat pertanyaan, saran, atau hal lain, silakan dapat ditulis pada kolom komentar. Senang untuk berbagi dan semoga dapat bermanfaat. Selamat belajar menulis.
Setelah para peserta membaca materi, dilanjutkan denga sesi  tanya jawab, dalam sesi ini para peserta sangat antusias sehingga muncul sangat banyak pertanyaan yang bisa disimpulkan sebagai berikut:


1.       Proses dan rahasia kreatif yang  beliau lakukan adalah dengan membaca. Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti ditemukan dengan merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil melamun. Jika anda ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak input sebelum outputnya ditulis.
2.       Hambatan terbesar adalah mencari Niche alias topik yang orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari reserach gap sebagai novelty penelitian kita.
3.       Literasi digital generasi milenial masih sangat minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya.
4.       Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat untuk menghubungkan setiap kalimat dlm satu paragraf dan bagaimana menghubungkan antar paragraf. Konjungsi antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya.Sedangkan, konjungsi antar paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya.
5.       Untuk menjawab ini harus melihat gambaran besar struktur sebuah artikel. Jadi, dalam pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung semuanya.
6.       Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas/ diutarakan.  Apakah bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat  menggunakan bahasa lokal. Dan apakah daerah lain paham jika menggunakan bahasa lokal.  Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum.
7.       Cara berlatih supaya kita pandai memilih atau menempatkan kata-kata, sehingga menarik bagi para pendengar atau pembaca yaitu kita harus membagi tulisan itu. Jadi, dalam pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung semuanya. Jadi, dilihat, kalau kalimatnya mengandung sesuatu yang kontras bisa gunakan konjungsi: namun, padahal, dan lainnya.
8.       Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang dibahas/ fiutarakan bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat  menggunakan bahasa lokal. Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring. Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa indonesia semua orang sudah paham kalau itu istilah di luar bahasa indonesia.
9.       Kalau membuat kalimat yg dilihat diparagraf tinggal memberi kata penyambung yg manis, jika mengoreksi tulisan org lain lbh sulit apa sebaliknya? Terima kasih Kalau membenarkan tulisan orang lain yang banyak kesalahannya memang cukup rumit. Mending ditulis ulang dengan kata sendiri. Ibarat penjahit, lebih suka jahit baju dari awal daripada harus benerin baju yang salah jahit. Namun, jika dasar-dasar menulis sudah dikuasai, akan mudah mengoreksi tulisan orang lain.
10.   Bahasa secara alamiah harus terus menerus berlatih , baik dari segi writing, speaking, listening, maupun reading karena otak belum terbiasa untuk mengolah bahasa kembali. Solusinya, membiasakan diri kembali untuk menulis. Sebetulnya tidak mengulang dari awal, Ibu tinggal me-recall/memanggil kembali kebiasaan Ibu dalam menulis dulu, kemudian mulai dibiasakan lagi mulai dari sekarang hingga ke depannya.
11.   Cara membuat  pragraf yg tepat Pahami kembali struktur paragraf. Materi yang saya tulis belum terlalu dalam membahas tentang penyusunan paragraf. Jika kalimat topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan apanya. Jika kalimat topik butuh detail kenapa, maka jelaskan kenapanya. Satu lagi, jika apa dan kenapa tidak berfungsi, saatnya berpikir alternatif dengan kata "jika". Yang ini agak susah dijawab dengan tulisan. Namun, beberapa paragraf dalam tulisan materi saya ada juga yang menggunakan alternatif kata "jika".
12.    Artikel bebas atau artikel populer bisa menggunakan antara kata personal atau formal. Yang pasti, kata ganti orang sangat dihindari dalam penulisan akademik. Dalam konteks blog, saya dan anda masih termasuk formal, para blogger profesional banyak menggunakan kata ganti itu. Aku dan kamu bisa digunakan juga supaya terasa lebih personal. Jadi, lihat kembali siapa pembaca.
13.   Tentang penggunaan kalimat, kata atau juga frasa . Terkadang dalam menulis buku ada beberapa istilah teknis yang justru kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sedikit aneh, dan mungkin berubah pemahaman bagi pembaca
14.   Tidak ada ketentuan dari penerbit bahwa naskah diupayakan dalam bahasa Indonesia yang baku . Dalam tata Bahasa Indonesia yang resmi pun kata asing boleh dimasukkan dengan cara penulisan tertendiri. Biasanya dengan dicetak miring. Semua tergantung konteks dan terget pembaca sebetulnya. Penerbit besar seperti Elexmedia, naskah teman beliau diterbitkan di sana dengan gaya bahasa elu gue. Tidak msalah karena target pembaca anak alay.
15.   Dalam menulis karya ilmiah boleh menggunakan paragraf deduktif, induktif  atau campuran . Namun, dalam teori penulisan akademik, supaya paragraf mudah dipahami gunakan paragraf deduktif. Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam penulisan artikel jurnal juga seperti itu. Sejauh  beliau  mengamati, penerapan paragraf deduktif, induktif  atau campuran, itu hanya diaplikasikan dalam reading atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian sekolah Namun, praktik dalam menulis, yang banyak digunakan adalah paragraf deduktif.
16.   Penulisan  paragraf dalam sebuah buku  harus selalu memperhatikan pemilihan diksi, tetapi tergantung target pembaca.Dalam konteks buku pelajaran sebaiknya gunakan diksi yang formal saja. Siswa akan bingung jika diksi terlalu akademik. Beda misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau kalangan akademisi, dimana ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi akademik.
17.   Dalam menulis tidak harus menggunakan kata baku  Sederhananya, mengutip judul lagunya almarhum Glen Fredly, "terserah . . ." Sesuka penulisanya jika ingin menulis fiksi. Namun, ada satu hal yang tetap dijadikan patokan, setiap satu paragraf pasti ada inti pesan yang ingin disampaikan meskipun dalam penulisan fiksi. Tetapi, dalam penulisan paragraf tersebut tidak seketat penulisan non-fiksi.
18.   Tulisan yang baik dan menarik adalah yang ditulis sesuai dengan kaidah penulisan, terutama ini dalam konteks penulisan formal dan akademik.Tips dan trik:Perbanyak input: membaca Berlatih: mencoba sedikit demi sedikit beberapa dasar menulis yang sudah kita pelajari Menulis: rajin menulis Kata yang benar adalah kata yang digunakan sesuai dengan tujuan dan konteksnya.
19.   Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but (tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah), because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan lainnya. Jika sudah sesuai dengan kaidah di atas, kalimat campuran akan baik. Silakan lihat contoh pada materi di blog. Pak Imam mulai rajin menulis sejak kuliah S1 dengan mengikuti salah satu komunitas menulis tentang narasi lokal di sini: https://akumassa.org/id/author/imam-fitri-rahmadi. Jenuh sesekali datang. Caranya tutup laptop, jalan keluar. Baru balik lagi dengan pikiran yang fresh
20.   Dalam penulisan formal dan akademik, paragraf deduktif lebih efektif dan sangat disarankan.
21.   Secara teoretis, paragraf yang baik sudah  dijelaskan pada materi di blog dan diperjelas kembali lewat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Sebagai penulis pemulia, bisa bertahap tidak harus langsung sempurna sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi, mohon maaf, Bapak dan Ibu; jangan sampai semua teori yang kita bahas malam ini justru bikin keder untuk menulis. Pelan-pelan saja mari kita pahami dan mulai terapkan sedikit demi sedikit.
22.   Laporan dalam konteks pekerjaan memang harus dengan diksi yang formal untuk menunjukkan profesionalitas. Kedekatan personal dalam konteks kerja profesional justru menjadi hal yang kurang pas. Bisa saja dekat secara personal, namun untuk urusan laporan kerja tetap formal. Diksi yang salah membuat kalimat susah dipahami dan bisa berujung pada miskomunikasi.
23.   Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita menulis dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan melihat dari sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.

Kamis, 09 April 2020

MENULIS TANPA IDE

RESUME KE- 18
Hari/ Tanggal : Rabu, 8 April 2020
Materi : Menulis Tanpa Ide
Narasumber : Budiman Hakim
Assalamualaikum Warahmatullahi wabarokatuh


Profile Om Bud
BUDIMAN HAKIM
(Penggiat Literasi)

Budiman Hakim Mengawali karir sebagai copywriter di Advertising Agency, Leo Burnett, kemudian pindah ke Advertising Agency Ogilvy. Selanjutnya membangun agency sendiri yang bernama MACS909 dan menduduki jabatan sebagai Creative Advisor.
Budiman Hakim menempuh oendidikan S1 Fakultas Sastra Perancis, Universitas Indonesia. Beliau juga berpengalaman di Telkomsel, Indosat, McDonald,Nestle, Djarum Black, Ovaltin, Toyota, Bank Danamon, Lippo Bank, California Fred Chicken, Sampoerna, Permen Frozz, Konimex, dll.
Beliau juga penulis buku : Lanturan tapi Relevan (Penggalian ide untuk iklan), Nobrolin Iklan Yuuuk (Iklan dengan segala pernak perniknya), Sex After Dugem (Kehidupah Keseharian Seorang Copywriter), Go West and Gowes (Kehidupan Keseharian Seorang Copywriter), Si Muka Jelek (Kehidupan keseharian Seorang CopyWriter), Saya Mau Jago Presentasi, Say Mau Jadi Copywriner, Saya Mau Jadi CreativeDirector, Si Kampret Master Selingkuh (Novel), Storytelling Terbaru, dan Menulis Tanpa Ide
Pada Malam ini, Selasa, tanggal 7 April 2020, pembelajara Daring “ Menulis Bersama Om Jay “ Materinya sangat menarik , apalagi dibimbing oleh Narasumber yang hebat dengan segudang pengalaman dan penulis handal yang telah mengahsilkan banyak sekali buku-buku. Beliau adalah Budiman Hakim. Biasa dipanggil Om Bud. Sebuah panggilan yang sangat menyenangkan, terbukti hampir semua orang memanggil beliau Om Bud, Orang periklanan manggil beliau Om Bud. Anak-anaknya pun memanggil beliau Om Bud. Isteri beliau memanggil Om Bud. Bahkan mertua beliau juga memanggil Om Bud. Peserta pelatihan daring di grop ini juga boleh manggil beliau Om Bud kalo mau..
Malam ini beliau diminta oleh Om Jay untuk berbagi di sini. Bahkan Om Jay meminta beliau secara spesifik untuk membawakan tema “MENULIS TANPA IDE”.


“MENULIS TANPA IDE” sebenarnya adalah judul buku beliau yang terbaru.
Dan materi yang akan beliau sampaikan adalah salah satu bab yang terdapat dalam buku ini.
Jadi otomatis judul materi kita adalah “ Menulis Tanpa Ide”
Bagaimanakah kita menentukan sebuah tulisan itu menarik atau tidak? Mudah saja! Tulisan yang bagus adalah yang mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi ketika membaca sebuah novel lalu pembaca menangis tersedu-sedu karena isinya menguras air mata maka novel tersebut dapat dibilang sukses. Begitu juga kalo kita menulis buku humor,
patokan bagus atau tidaknya gampang banget. Cara menilainya cuma dengan 1 pertanyaan: Apakah buku kita mampu membuat pembaca tertawa terbahak-bahak. Artinya ketika orang menangis atau tertawa, maka di situlah saat tulisan kita mampu menggugah EMOSI pembacanya. Jadi kata kuncinya adalah ‘EMOSI’.
Kesimpulannya adalah ketika kita menulis sebuah cerita, kita wajib memasukkan unsur EMOSI dalam cerita itu. Sayangnya pelaksanaannya ternyata tidak semudah itu. Ketika kita ingin menulis, seringkali kita tidak mempunya ide. Orang-orang, banyak yang mengistilahkan kondisi ini dengan writers’ block.
Nah, untuk mengantispasi hal ini ada dua hal yang bisa kita lakukan:

1. MEMANFAATKAN EMOSI.

Caranya sangat sederhana, yaitu tuliskan semua perubahan EMOSI dalam kehidupan kita sehari-hari. Metode ini biasa saya sebut dengan CERPENTING. Singkatan dari Cerita Pendek Tidak Penting.
Cerpenting adalah metode menuliskan peristiwa-peristiwa REMEH yang terjadi di sekeliling kita. Meskipun ceritanya sepele tapi ternyata kita ketawa atau terharu atas peristiwa itu. Dengan kata lain emosi kita tergugah. Jadi tuliskanlah peristiwa tersebut.Perlu dipahami benar, bahwa ceritanya harus benar-benar TIDAK PENTING.
Kalau kita menuliskan dilema diajak pacar untuk pindah agama maka itu cerita penting. Kalau kita bercerita tentang anak yang terpengaruh temannya mencoba-coba narkoba maka itu cerita penting. Cerpenting haruslah cerita yang tidak penting itu sebabnya METODE LATIHAN MENULIS ini disebut cerpenting = Cerita Pendek Tidak Penting.
Ceritanya bisa bermacam-macam. Cari cerita yang paling REMEH tapi bikin kita ketawa, marah, terharu, pokoknya semua rasa yang yang menggugah emosi kita. Misalnya yang punya anak kecil pastinya sering ngakak melihat kelucuan anaknya. Iya kan? Atau kita sedang naik motor terus kehabisan bensin sementara kita juga lupa membawa uangt karena tidak sempat ke ATM. Sudah jauh-jauh dorong motor pas sampe ternyata mesin ATMnya rusak. Ngeselin, kan? TULISKAN!
Atau kita mau cerita horor waktu dikejar-kejar oleh kecoa terbang? Pokoknya pengalaman remeh apapun yang kalian alami, selama itu menggugah emosi? TULISKAN!
Terserah kitalah apa yang mau kita tulis. Intinya apapun yang menggugah emosi? Tuliskan!
Menulis cerpenting memang menuliskan sesuatu yang TIDAK PENTING tapi manfaatnya SANGAT PENTING. Kenapa?
Kalau kita bisa menggugah emosi pembaca dengan topik yang SANGAT SEPELE, apalagi kalau kita menuliskan hal yang SANGAT PENTING, pastinya akan menjadi bagus sekali.
Jika sudah terbiasa menulis cerpenting maka kita akan selalu mendapat pemicu untuk menulis.Ya pastilah, topik sepele saja kita mampu kok. Itu pointnya. Tidak usah memikirkan apa gunanya tulisan itu.
Anggap saja itu adalah latihan menulis yang menyenangkan. Kenapa menyenangkan? Karena kita mengalaminya sendiri dan terbukti menggugah emosi, jadi tidak ada salahnya kita abadikan.Menulis itu persis seperti memasak. Supaya tambah enak, tambahkanlah bumbu-bumbu.
Berikut beberapa contoh cerpenting yang pernah tulis oleh Om Bud

CERPENTING #1

BACA BUKU LOMPAT-LOMPAT

Sedang asyik makan Ifumi di sebuah resto kecil di Senayan City, tiba-tiba seorang perempuan datang mengagetkan saya:
“Om Bud. Wah, kok bisa ketemu di sini kita,” kata Indri. Dia adalah temen saya di industri periklanan.
“Hey, Indri. Pakabar lo?” tanya saya lalu cipika-cipiki dengannya.
Dengan cuek Indri langsung bergabung di meja saya lalu berkata, “Om Bud, gue udah baca buku lo yang judulnya STORYTELLING. Bagus banget! Gue suka.”
“Kok bisa bilang bagus? Emang lo udah abis bacanya?” tanya saya.
“Belom, sih,” katanya, “Abis gue bacanya lompat-lompat.”
Saya berhenti menyuap ifumi, memegang pundaknya lalu berkata, “Lain kali kalo baca buku, lo harus duduk. Kalo lompat-lompat ya susah nyelesainnya.”
“HAHAHAHAHAHAHAHA….Gila lo!!!”
Coba dibaca dulu ya cerpenting di atas ya....
Coba perhatikan cerita sederhana ini. Sama sekali gak penting. Lucu, kan?
Kalo mau kekinian, cerita ini bisa kita bikin versi videonya. Maka jadilah konten menarik yang bisa kita posting di IG, Youtube dll.

CERPENTING #2

PERCAKAPAN DI SEBUAH BAR

Saat itu saya sedang berada di sebuah kafe dan duduk di bar bersama Boni. Karena home band yang main gak bagus, akhirnya kami memutuskan untuk ngobrol aja ngediskusiin band-band yang kami suka.
“Eh, Bon. Lo tau Superman is dead?” tanya saya.
Di luar dugaan Boni menjawab,
“Hah? Innalillahiiii….Kapaaan????” tanya Boni.
Hahahahahahaha…tentu saja saya ngakak abis mendengar omongannya.
Silakan dibaca contoh cerpenting di atas,
Coba perhatikan cerpenting di atas. Gampang banget kalo mau dijadikan konten video. Luar biasa kan manfaat cerpenting?
Jadi mulai sekarang, setiap kalian tergugah emosinya, langsung dicatat. Simpan di laptop. Kumpulkan dalam satu folder dan beri nama ‘SUMBER IDE’. Setiap kali kita butuh ide untuk menulis, kita tinggal buka folder itu. Inspiratif, kan?
Kalo kita mau lebih peka terhadap apa yang terjadi pada kita sehari-hari, sebetulnya ada banyak yang bisa kita tuliskan menjadi cerpenting.

2. MEMANCING EMOSI

Metode yang kedua adalah memancing emosi. Dari emosi yang kita dapet bisa kita konversikan menjadi ide.
Pernah kan kalian ngedenger orang ngomong, "Jangan tunggu kaya lalu baru berderma. Berdermalah dulu maka in shaa Allah kita akan menjadi kaya."
Ada lagi yang kalimat yang mengatakan, "Jangan menunggu bahagia lalu baru tersenyum. Tersenyumlah maka kebahagiaan akan datang padamu."
Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat motivasi dengan formulasi kalimat seperti di atas.
Saking banyaknya sampe beliau curiga bahwa formulasi kalimat tersebut adalah RAHASIA KEHIDUPAN. Kenapa demikian? Karena sepanjang pengalaman menulis, beliau juga menemukan RAHASIA cara menulis tanpa ide. Setelah beliau mencoba tuliskan rahasianya, ternyata FORMULASInya persis sama dengan formulasi kalimat-kalimat motivasi di atas.
Bunyinya begini,
"JANGAN MENUNGGU IDE DATANG LALU BARU MENULIS. MENULISLAH DULU MAKA IDE AKAN DATANG PADAMU."
Persis sama kan formulasi kalimatnya? Ajaib, ya? Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa menulis kalau belum ada ide? Sering kan kita ngedenger orang ngomong begini, 'Gue sih mau nulis tapi belom ada ide nih.' Nah, itu keliru. Itu salah. Salah besar!!!!
Beliau menekankan bahwa: IDE ITU GAK BOLEH DITUNGGU. IDE ITU HARUS DIPANCING.
Cara mancingnya gimana?
Coba perhatikan sekeliling kita. Lalu tuliskan benda-benda yang kita tangkap melalui pancaindera. Kemudian gabungkan dan susun semua benda tadi menjadi satu kesatuan dalam beberapa kalimat. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang.
Metode menulis tanpa ide ini sudah beliau praktekkin bersama partnernya, Asep Herna. Dia seorang penulis juga, beliau menemukan metodenya dan Asep yang mempraktikkannya.
Suatu hari dia mencoba memperaktekkan metode ini. Asep saat itu sedang berada di kamarnya dan berniat hendak menulis sesuatu. Dengan menuliskan apa yang ditemukan oleh pancaindera, tulisan tersebut akan berfungsi menjadi pemicu supaya ide datang. Tapi sayangnya Kang Asep idenya lagi mandeg. Asep duduk di depan laptopnya yang sudah menyala dari tadi tapi masih saja kosong tanpa satu huruf pun di atasnya.
Asep memandang ke sekeliling kamar dan mengamati benda apa saja yang terdapat di kamarnya. Setelah itu dia menuliskan benda-benda yang ditemukannya.

Benda-benda tersebut adalah :
1. PRINTER
2. KERTAS
3. DINDING
4. AC
5. JAM
6. LAPTOP

Setelah itu, Asep mulai mengetik. Dia menyusun kalimat yang menghubungkan semua benda tadi. Dan beginilah hasilnya :

"PRINTER warna hitam di depanku menungguiku kaku, ditemani KERTAS-KERTAS kosong yang berserakan di sekitarnya. Aku lihat DINDING tampak pucat, barangkali kedinginan karena berjam-jam disembur AC yang begitu angkuh. JAM menunjukkan pukul 2 pagi. Tapi layar LAPTOPKU masih juga kosong. Dan hingga detik ini, tak satupun ide bergairah menghampiri."

Coba dibaca dulu ya. Dan perhatikan semua benda yang dipilihnya ditulis dalam kapital.
“Teman-teman sekalian. Coba perhatikan baik-baik. Asep mengaku belum punya ide untuk menulis. Tapi dia telah memiliki sebuah tulisan yang sangat bagus. Luar biasa, kan? Satu hal yang perlu dicatat bahwa Asep baru memanfaatkan INDERA PENGLIHATAN. Baru dari mata doang”. Asep telah membuat sebuah tulisan yg bagus hanya dengan mengandalkan matanya. Intinya adalah biasakan menulis dulu tanpa perlu menunggu ide datang. Cara menulis seperti itu adalah cara untuk memancing ide datang. Ketika ide sudah terjaring barulah kita kemas menjadi tulisan yang menarik. Silakan kalian memperaktekkan metode ini. Kalo bisa semua mencoba ya? Karena sebuah metode sulit dipahami kalo gak dipraktekin.
“Setelah Asep mencoba ide tersebut, saya juga langsung ikut mempraktekannya Masak yg bikin malah gak nyoba? Aneh banget dong...Seperti Asep, saya memandang ke sekeliling saya. Kemudian saya pilih 6 benda yang tertangkap pancaindera. Kalo bisa pilih 6 benda. Itu jumlah yang ideal. Kalo kurang takutnya kedikitan. Kalo lebih ntar kita kebingungan sendiri karena kebanyakan.”
Dan benda-benda yang saya pilih adalah
Sepatu tua
Kasur
kulkas
Pintu
handuk
Pancuran

Tanpa membutuhkan waktu lama, mungkin cuma beberapa menit, terciptalah tulisan sebagai berikut ini:

Brak! PINTU kamar tidur kudorong dengan kuat sehingga menimbulkan suara menggelegar. Aku terlalu capek sehingga langsung kubanting tubuhku di atas KASUR yang empuk. Kepalaku mau pecah rasanya karena letih.
“Aku benci sama kamu!!!” Tiba-tiba terdengar suara mengagetkanku..
Aku mencari suara tersebut ternyata datangnya dari SEPATU TUA yang sedang mojok di sudut kamar, di samping KULKAS.
“Kenapa kok benci?” tanyaku terheran-heran kok sepatu itu bisa berbicara.
“Sejak kau memiliki sepatu baru, kau tidak pernah peduli lagi padaku. I hate you!!”
Hah? Sepatu lamaku cemburu dan merasa dicampakkan. Aduh! Apakah aku sudah gila?
I HATE YOU!!!!!!”””
Dengan cepat aku berdiri meraih HANDUK lalu masuk ke kamar mandi. Barangkali guyuran air dingin dari PANCURAN bisa menyegarkan tubuh dan pikiranku. Bismillah…
.
Karena materinya begitu menarik, banyak peserta yang antusias untuk bertanya kepada narasumber:
> Apakah dalam penulisan karya ilmiah, kalimat harus dalam susunan lengkap (ada SPO)? Terima kasih.
Jawab:
Dalam penulisan ilmiah memang diperlukan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Ttetapi bahasa Indonesia sudah banyak berkembang. metafora. Tugas berat dalam penulisa ilmiah adalah bagaimana pembaca gak bosen. Dan variasi2 di ataslah Ada banyak variasinya. Kita bisa memakai kalimat aktif, kalimat pasif. Kita bisa memakai simbol atau caranya.
> strategi apa yg harus disiapkan oleh penulis ?
Jawab:
Pilih dulu topik apa yang harus kita tulis. Saran saya pilih topik yang paling kita kuasai. Jangan sok pinter menuliskan fiksi ilmiah padahal kita kurang memahami masalahnya. Pembaca akan kecewa dan bisa jadi kita dibully habis2an...
> Apakah dalam penulisan cerpenting itu ada ketentuanya..apakah hrs sekian halaman agar bs jd satu buku? Dan apakah 1 buku cerpenting itu hanya memuat cerita bahagia ,lucu, sedih saja atau blh bermacam-macam
Jawab:
Kalo nulis gak usah pedulikan panjangnya berapa. Tulis dulu aja sampe selesai. Apakah jadinya 1 halaman atau 100 halaman....itu gak masalah. Yang penting apa yang ada di dalam hati kita telah terekspresikan sepenuhnya.
> Materi mlm ini amat menarik. Apa saja ya bumbu agar tulisan kita menarik? Mohon pencerahan.
Jawab:
Banyak. Misalnya kita bisa memakai kutipan orang lain. Kita bisa memasukkan humor ke salah satu adegan cerita yang sesuai dengan konteksnya. Dan macam-macam lagi.
> Bagaimana mengubah hal remeh yg terjadi dlm kehidupan sehari-hari menjadi cerita yang menarik?
Jawab :
Kalo cerita remeh tersebut ternyata bisa bikin kita terharu, sedih atau ngakak, pas kita tuliskan pasti jadinya menarik. Karena cerita yang bagus adalah yg menggugah emosi. Jadi emosinya udah ada. Kita tinggal menuliskannya doang.
> Assalmualaikum pak Budiman. Materinya sangat menarik sekali pak. Tapi setiap saya menulis belum bisa panjang dan ngalir pak Saya mau bertanya, Adakah aturan jumlah kata atau halaman dalam penulisan CERPENTING?
Jawab:
Kalau begitu ada sebagian orang yang suka dengan tulisan kita yang ngeselin dan ada juga yang tidak suka ya pak.
> Jadi kalau dibukukan isinya kumpulan cerpenting semua ya om Bud . Jadi sebetulnya dengan menulis hal-hal yang ga penting itu bisa melatih tata bahasa tulisan kita juga ya om Bud
Jawab:
Menulis itu bukan untuk menyenangkan orang lain. Menulis itu adalah untuk menyenangkan diri sendiri. Kalo orang ternyata suka ya anggap aja itu bonus.
> Kalau di cerpen ada twist dan di stand up comedy ada roasting. Dicerpenting apakah sama ? Terimakasih.
Jawab:
Itu cuma metode aja. Kalo ternyata kita menemukan twist yang bagus silakan dipake. Kalo kita merasa itu gak membuat tulisan kita jadi bagus ya lupakan. Dalam penulisan gak usah dipikirin rumus-rumus. Karena menulis itu masalah imajinasi. Dan imajinasi itu selalu ngacak tanpa ada rumusnya.
> Untuk mancing ide. Perlu pilih2 lokasi ngga ya. Haddy Priad
Jawab :
Kalo mancing ikan...iya. Kalo mancing ide cukup dengan 2 metode di atas saja. 1. Memanfaatkan emosi. 2, Memancing dengan 6 benda.
> Menurut Om Bud, bgmn cara menggugah emosi kalo suasana hati baxk tgs, apakah perlu menenangkan suasana hati dulu, Memunculkan org baca smpi ketawa itu apa perlu bakat melawak? Jika punya bahasa datar saja apa bisa org bikin ketawa?
Jawab:
Tulisan harus disesuaikan dengan karakter kita. Biasanya kita suka tergugah emosinya padah hal seperti apa? Pokoknya kalo kita tergugah emosinya ya tuliskan! Soal jadinya lucu, sedih, ngeseli, menghibur, marah...biarkan aja jadinya seperti apa. Pokoknya emosinya terdapat di dalamnya.
> untuk buku non fiksi ....apakah menulis tanpa ide ..ini bisa juga diterapkan secara maksimal...trims.
Jawab:
Bisa dong. Karena menulis tanpa ide itu kan fungsinya untuk memancing ide.
> Pertemuan kemaren tema adalah sesuatu yang penting dalam memulai menulis. Karena tema besar harus ada baik buku fiksi maupun non fiksi, karena tema merupakan gambaran isi buku. Lalu bagaimana kita merangkai antara ide yang satu dengan ide-ide berikutnya agar benang merahnya tercapai
Jawab:
Dalam menulis sebuah buku ada tema besar dengan konfliknya. Namun dalam setiap bab harus ada konflik turunan/konflik yang lebih kecil namun berintegrasi denga topik besarnya. Itu yang membuat buku kita bagus karena kaya dimensi
> Saat menuliskan hal2 yg tdk penting seketika itu atau nunggu pas ada buku catatan atau kita simpan voice di hp atau bagaimana?
Jawab:
Kalo saya, setiap dapet emotional moment selalu saya tulis di HP. Di aplikasi Notes Samsung. Nanti kalo udah di rumah saya pindahin ke laptop dan gabungkan dalam folder 'GUDANG IDE'. Semua saya kumpulin di sana.
> Boleh om Bud di simpulkan Kemauan lebih powerfull ketimbang ide.
Jawab:
Pointnya bukan keuda2nya. Point adalah bahwa kita sebagai manusia harus mempunyai creative attitude. Bahwa setiap hal-hal kecil yg kita tangkap selalu membuat kita terpicu untuk menuliskannya.
> Aslmkm..sy mw nanya Om Bud..apakah Menulis cerpenting itu tetap memperhatikan kaidah2 penulisan yg ada atau bebas?lalu cerita yg kita tulis apakah hrs kejadian yg prnh kita alami atau boleh imajinasi kita..tks
Jawab:
Dalam penulisan kita akan memasuki dua ruangan. Yang satu ruang imajinasi. Yang lain ruang editing. Yang pertama harus kita masuki adalah ruang imajinasi. Di sini kita harus berimajinasi sebebas2nya. Lupakan tata bahasa, lupakan norma dan lupakan nilai2 apapun. Setelah cerita selesai ditulis barulah kita masuki ruang editing. Di sinilah semua tata bahasa dan nilai-nilai tadi kita masukkan. Di sinilah hati nurani menjadi sensor kita.
> Jika kita membuat CERPENTING, maka tulisan yang kita buat akan pendek-pendek saja. bagaimana kita bisa membuatnya menjadi buku?
Jawab:
Bisa kita buat menjadi kumpulan cerita pendek. Kumpulan cerita pendek banyak disukai belakkangan ini karena anak jaman now yang sering hang out di social media lebih terbiasa membaca cerita yang tidak terlalu panjang. Saya bukan penganut rumus-rumus. Karena penulisan itu masalah iamjinasi. Dan imajinasi itu ngacak tanpa ada rumusnya.
> Saya sedang nulis kisah nyata, bolehkah disisipkan cerpenting dan memancing emosi
Jawab:
Boleh dong. Salah satu fungsi cerpenting memang untuk diselipkan di sudut-sudut buku kita. Itu adalah cara memaksa pembaca untuk membaca sampe habis. Karena cerpenting kan sangat menghibur. Seperti intermezo lah kira2.
> Bagaimana cara melatih diksi yg baik agar enak di baca... Dan mengembangkan sebuah ide / tanpa ide menjadi sebuah buku?
Jawab:
Melatih diksi itu masalah jam terbang. Harus latihan pelan-pelan. Misalnya ada kalimat "Kau baluri lukaku dengan doa." Itu diksi yang keren, kan? Seharusnya kan membaluri luka dengan salep. Lalu didoakan supaya sembuh. Jadi kita bisa menggunakan kata yang tidak biasa dengan menggunaka kata kerja dari subyek yang berbeda.

Senin, 06 April 2020

LANGKAH MUDAH MENULIS BUKU DAN MENERBITKANNYA BERSAMA AKBAR ZAINUDIN





Tadi malam, Minggu, 5 April 2020, penulis mengikuti kegiatan belajar “ Menulis Bersama Om Jay” dengan narasumber yang sangat hebat. Beliau adalah seorang  trainer dan motivator Nasional 33 Provinsi dan beberapa tempat di luar negeri. Beliau juga seorang  penulis buku, Mentor menulis, Life Coach.

Biografi singkat Zainudin Akbar, MM.,MJW

 Akbar Zainudin, Lahir di Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 7 Februari 1973. Beliau masuk pondok pesantren Gontor di usia 13 tahun. Beliau menulis sejak beliau duduk di bangku SMA di Gontor. Dilanjutkan pada saat mahsiswa. Beliau juga dikenal berkat buku- buku best seller yang telah beliau tulis. Salah satu buku karangan beliau adalah berjudul “Man Jadda WaJada” yang diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2008. Hingga sekarang.sudah 13 buku yang beliau tulis dan hampir semua tentang motivasi.




Selanjutnya beliau memulai materinya. Materi kali ini adalah Langkah- langkah menulis buku sampai bisa diterbitkan oleh penerbit mayor. Namun, seperti biasa Om Jay memberi tahu bahwa WA akan ditutup sementara  agar  bapak Akbar selaku narasumber bisa menyampaikan materi dengan baik tanpa ada gangguan yang berupa pertanyaan dari para peserta. Selanjutnya Om Jay mempersilakan kepada Bapak Akbar Zainudin untuk memulai  memberi materi.

Sebelum menyampaikan materi, beliau mempersilahkan para peserta untuk menyaksikan materi dalam video yang telah beliau persiapkan.


Beliau menyampaikan bahwa hanya akan menambahkan di sini sebagai pengantar diskusi dan akan menyampaikan tentang  proses penulisan buku mulai dari ide sampai ke penerbit. Penekanan ada pada langkah menyerahkan naskah ke penerbit.

Menurut Bapak Akbar Zainudin, proses menulis buku dan menerbitkan buku ada enam langkah berikut, yaitu: menetukan tema, membuat outline, memilih jadwal, menulis isi buku, merevisi naskah buku, dan menyerahkan buku kepada penerbit, semua itu beliau singkat menjadi TOJTRP ( Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit )

Berikut ini penjelasan tentang TOJTRP:
1.      T. Tentukan TEMA
Tema tulisan. Setiap buku harus punya tema , baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.
Beliau juga memberi contoh bahwa buku beliau kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Om Jay, buku-buku pendidikan dan sebagainya.

2.      O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Outline akan membantu kita dalam menyelesaikan penulisan buku.Kalau tidak ada outline atau daftar isi dan akan sulit buku kita bisa selesai karena hal ini terkait dengan kedisiplinan penulis dalam mengikuti jadwal menulis yang sudah ditentukan.
Kalau outline atau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan satu tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

3.      J. Buatlah jadwal penulisan.
Jadwal perlu dibuat secar riil berdasarkan outline atau daftar isi yang telah ditentukan.Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

4.      . T. Tuliskan

Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam bagian ini adalah, “Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.Tulis dan selesaiakan semua judul artikel terlebih dahulu.”
Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.

5.       R.  Revisi
Seorang penulis haruslah juga mampu merevisi hasil tulisannya.Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi.
Hal- hal  yang harus direvisi adalah :
1. Data dan informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.

6. P. Penerbit ( kirim ke penerbit)
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan penerbit dalam menentukan kelayakan sebuah buku untuk diterbitkan di penerbit mayor adalah:

a.       Memenuhi kebutuhan pembaca.Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah pembaca butuh buku kita?; Siapa yang butuh?; dan  Berapa banyak orang yang butuh?; Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
b.      Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.

Untuk menerbitkan tulisan kita ke penerbit mayor kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual. Cara mengirim naskah adalah pertama naskah harus sudah jadi dan yang selanjutnya diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk. Selanjutnya kita menunggu kabar dari penerbit, biasanya kabar diterima atau tidaknya tulisan kita itu  sekitar 3 bulan.

Hal yang harus dilakukan penulis :
Bagaimana cara membuat tulisan yang menarik? ( pertanyaan dari salah seorang peserta diskusi). Beliau menjawab tulisan menarik adalah jam terbang dan latihan terus menerus
Beliau dan Om Jay sudah latihan berpuluh-puluh tahun. Hampir tiap hari menulis. Kalau beliau hitung dari setingkat kelas 2 SMP beliau sudah mulai belajar menulis. Jadi, hampir 30 tahun tidak berhenti menulis.
Menulis adalah keterampilan. Semakin sering dilatih, akan semakin enak dibaca orang. Nah, itu adalah rahasianya.

Ø  Happy writing, menulislah dengan bahagia.
Banyak-banyak berlatih. Luangkan waktu setiap hari 30-60 menit. Nanti akan tahu  tulisan kita sudah bagus, tahu-tahu kita sudah punya naskah buku, tahu-tahu buku kita terbit.


Ø   outline/ struktur daftar isi  untuk naskah fiksi dan non fiksi.

         a.       Naskah Non Fiksi, biasanya terdiri dari:
1. Opening/Pendahuluan. Berisi latar belakang, tujuan dan juga maksud penulisan.
2. Isi Naskah. Biasanya berisi teori-toeri, peristiwa aktual, analisis terhadap peristiwa, How To (Tips and Trick).
3. Kesimpulan dan Penutup.
b  Naskah  Fiksi , biasanya terdiri dari:
1. Tokoh
2. Karakter Tiap Tokoh
3. Alur atau plot Cerita
4. Klimaks dan Ending Cerita

> Personal  Branding, gunakan personal branding untuk memilih tema, seperti pak Indra, beliau  lebih suka satu tema, biar branding kita jelas. Boleh 2-3 tema, tetapi yang terkait.
Misalnya kalau kita ingin dilihat sebagai ahli pendidikan, menulislah selalu tentang pendidikan. “Kalau saya, adalah motivasi dan pengembangan diri, maka hampir semua tulisan saya tentang motivasi dan pengembangan diri. “ Jelas pak Indra.
Beliau sebenarnya ada basic tentang agama dan pemasaran. Namun demikian, kalau tidak terkait dengan motivasi dan pengembangan diri, maka beliau tidak tuliskan.

Cara menumbuhkan semangat untuk menulis sesuai dengan jadwal yang sudah kita buat adalah harus disiplin, kalau kita mau disiplin, pasti kita bisa menghasilkan tulias sesuai jadwal yang telah kita rencanakan. Dimulai dari pembiasaan. Buat jadwal menulis   teratur, sekitar 30-60 menit setiap hari. “Kalau saya biasanya menulis sebelum subuh sampai kira-kira jam 5.30 setiap hari. Setelah itu persiapan ke kantor.” Kata pak Indra.
Harus ada waktu yang dikorbankan untuk dialokasikan untuk menulis. Kapan saja boleh, bisa pagi, siang, atau malam. Yang penting, konsisten SETIAP HARI. Mulai hari ini, hilangkan kata tapi. Kalau masih ada kata tapi, berarti masih jauh untuk bisa memulai menulis apalagi untuk konsisten dalam menulis.

Batasan tipis tebalnya suatu buku yang dapat diterbitkan biasanya  sekitar minimal 100 halaman . Rata-rata itu sekitar 200-300 halaman. Kalau diukur dari karakter, sekitar 40.000-60.000 karakter di komputer.
Dalam sebuah buku ada namanya bunga rampai atau antologi tulisan. Ini dalam satu judul bisa berbeda-beda tema. Sebaiknya satu buku untuk satu tema. Judulnya bisa berbeda-beda, tetapi tetap mengacu pada satu tema tertentu. Tujuannya agar pembaca menangkap maksud buku secara keseluruhan.



> Judul yang Menarik.
1. Provokatif. Misalnya; Tips Sukses Belajar. Ini terlalu biasa. Buatlah lebih Provokatif.
Misalnya: "Kamu Gagal Terus? Ini Cara Praktis Lulus Ujian"
2. Jelas, Tegas, dan Sederhana.
3. Kalau Judul Buku, biasanya terdiri dari 3 Kata buat Judul, kalau banyak, untuk sub judul.
Contoh : “MAN JADDA WAJADA:The Art of Excellent Life”

Agar buku kita bisa diterima dan diterbitkan oleh penerbit mayor adalah:
1. Yakinkan buku kita akan laku. Buatlah gambaran siapa yang akan beli buku kita dan berapa banyak yang kira-kira akan terjual.
2. Sodorokan apa yang akan kita lakukan untuk membantu proses pemasaran buku
Beliau mencontohkan bahwa setelah buku beliau diterbitkan Gramedia, hampir semua penerbit lain menerima naskah buku beliau, bahkan mereka yang meminta untuk dituliskan. Karena standar penerbitan di Indonesia memang Gramedia Grup.

Yang harus dilakukan oleh penulis pemula agar bisa melewati kendala yang besar bagi penulis pemula adalah coba kita bisa melawan rasa malas, pasti sudah terbit bukunya. Boleh dicoba, lawan rasa malas, terus belatih, pasti tulisan kita akan jauh lebih baik setahun mendatang. Berlatihnya SETIAP HARI.
Dalam menyusun outline akan bagus kalau kita meminta masukan atau poendapat dari teman-teman. Semakin banyak masukan, akan semakin kaya. Asal jangan semakin bingung. Kalau banyak masukan, bismillah, tentukan saja mana yang terbaik dan mulailah menulis.Kalaupun ada perubahan di tengah menulis, tidak apa-apa, yang penting sudah ada outline awalnya.

 Dalam menulis buku, sebaiknya temanya mengikuti perkembangan zaman atau tidak? Pak Indra menjelaskan bahwa ada buku-buku yang namanya buku untuk season tertentu. Misalnya kalau mau Pemilu, buku-buku tentang tokoh akan banyak bermunculan. Ada juga buku-buku dengan tema yang "abadi", misalnya buku-buku referensi, motivasi, how to, dan sebagainya. Tema-tema ini bisa ditulis kapan saja. Tentu saja harus mengikuti perkembangan zaman. Apalagi kalau menulis tentang How To, perlu sekali menyesuaikan dengan keadaan sekarang.
Dalam mengirim naskah, bisa jadi naskah yang sudah kita kirim ke penerbit tidak diterima apakah naskah itu dikembalikan? Ada yang dikembalikan, ada yang tidak. Tetapi semuanya akan diberitahu baik lewat email ataupun telepon.

Kalau naskah ditolak, diperbaiki saja. Lalu kirimkan ke penerbit yang sama atau ke penerbit lain. Ada satu naskah beliau ditolak, kemudian beliau perbaiki, lalu dikirim ke penerbit lain, alhamdulillah diterima.

Sebuah naskah ditolak itu pertimbangan utamanya biasanya penerbit melihat tidak cukup segmen pembelinya. Artinya secara bisnis tidak menguntungkan atau  pembacanya ada  tetapi naskah kita dirasa tidak cukup menarik pembaca untuk membeli. Pertimbangan penerbit yang paling utama adalah bisnis; bukunya laku atau tidak.

Kalau kita ingin membuat buku kumpulan cerpen anak atau cerpen, temanya tidak harus satu. Boleh kumpulan cerpen. Tetapi tetap harus membuat outline supaya cerpennya bisa bervariasi. Tidak monoton hanya satu cerita. Outline juga penting buat jadwal dan target.
Jadi, menulis itu bagian dari sesuatu yang membahagiakan. Jangan dibuat stress.Tulislah Yang paling dikuasai dan yang paling disenangi. Sebenarnya tidak masalah mau menulis fiksi atau non fiksi. Yang penting kita senang menulisnya. Kalau buku Non Fiksi, ada buku-buku yang sifatnya referensi. Ini akan bagus kalau disertakan penelitiaannya dan sumber-sumber ilmiahnya secara lengkap. Kalau buku yang bersifat umum, hasil penelitian dan hal-hal yang bersifat jurnal ilmiah perlu dibahasakan ulang dengan bahasa yang populer.
Kumpulan karya tulis bisa dibukukan dengan berbagai penyesuaian. Buat outline terlebih dahulu, lalu petakan mana karya tulis lama yang bisa masuk outline ini dan mana yang tidak bisa masuk. Kalau tidak bisa masuk, jangan dipaksakan.

UKTUB
Panduan Menulis Buku dalam 180 Hari.





Kesimpulan:
1.      Teruslah belajar menulis, jadwalkan 30-60 menit SETIAP HARI. yakinlah pasti bisa menjadi penulis handal.  
2.      Fokus pada satu tema biar "personal branding" kita menjadi kuat. Kita tidak bisa menjadi semua orang. Jadi orang ahli secara mendalam dalam satu bidang itu jauh lebih baik.
3.      Buat target, Buat jadwal harian jam berapa menulis, Jangan menunda, Paksakan
4.      Mentoring, memiliki mentor menulis agar dapat sharing untuk memperkaya gagasan yang akan kita tulis.
5.      Menulis dan membaca adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Harus banyak membaca kalau ingin tulisannya bagus.
6.      Berdisiplin saja setiap hari, nanti tau-tau tulisan kita akan banyak, akan lebih baik, dan tau-tau jadi buku.
7.      Happy Writing.
8.      Salam Man Jadda Wajda.
9.      Terus berlatih menulis, menulis, dan menulis.

















Mengajar Gaya Motivator

GURU BETULAN ATAU GURU KEBETULAN   ? Pertanyaan ini hanya diri kita sendiri yang bisa menjawabnya. Mengapa ada pertanyaan seperti itu? A...