Selasa, 24 Maret 2020

"Simalakama Corona"


Lebih dari satu pekan para siswa belajar dari rumah karena wabah Covid-19 yang melanda berbagai negara di belahan dunia, termasuk Indonesia. Untuk meminimalisir penularan virus corona, pemerintah menetapkan kebijakan Home Learning. Namun, kini muncul babak baru bagi  guru, seperti kata  pepatah " Bagai makan buah simalakama, dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati". Mengapa demikian, karena babak baru bermunculan. Salah satunya adalah " kritikan dan koreksi terhadap kebijakan guru yang memberi tugas rumah" yang katanya membuat siswa dan orang tua stres menghadapinya.
Di sisi lain pasti ada juga yang mengoreksi kebijakan guru jika tidak memberikan tugas apapun pada muridnya selagi para siswa belajar di rumah atau home learning.  Itulah yang saya maksud " Bagai makan buah simalakama"

Guru, pasti menginginkan adanya otoritas terhadap tugasnya. Siapapun itu dan sepintar apapun , sebaiknya jangan melakukan koreksi terhadap kebijakan guru apalagi menyalahkan kebijakan yang dilakukan oleh guru terhadap murid- muridnya , karena guru pasti tahu apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran yang tepat untuk siswa-siswanya.

Untuk para orang tua atau wali siswa, tunjukkan hormat kita kepada guru yang telah berfikir keras dan sibuk menyiapkan tugas dan materi yang tepat untuk para siswa saat belajar di rumah. Guru juga memastikan para siswa ikut aktif pembelajaran dari rumah dan mengerjakan tugas dengan baik.Dengan cara orang tua menghormati guru dari anaknya pasti anak- anak menilai sendiri bahwa orang tuanya juga sangat menghargai dan menghormati guru, sehingga terjadi sinergi antara orang tua dan guru.Kondisi seperti ini yang diharapkan agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Ilmu yang ditransfer akan mudah melekat dan diterima oleh siswa sehingga bisa barokah dan manfaat.

Untuk pemangku jabatan dan juga masyarakat umum, berilah para guru ruang inovasi dan kreatifitas, berilah saran dan masukan yang sesuai dengan tugas dan kebijakan yang ditetapkan guru itu sendiri, berilah bantuan agar belajar siswa di rumah bisa lancar dan menyenangkan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan oleh semua pihak.

Koreksi terhadap guru itu nanti setelah proses home learning selesai, yakinlah guru pasti memahami kondisi murid-muridnya, baik secara psikologis maupun kompetensi rata-rata mereka.Kalau kita amati, anak- anak biasa- biasa saja tetapi orang tuanya yang bingung, heboh, merasa terbebani karena harus ikut mendidik anaknya di rumah, padahal biasanya mereka menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anak mereka di sekolah. Bahkan ada orang tua yang berpendapat urusan pendidikan sepenuhnya urusan guru dan sekolah, sehingga saat ada kebijakan home learning, mau tidak mau orang tua harus ikut membantu menjalankan tugas anak-anak yang telah diberikan oleh gurunya.

Akhirnya, biarkan guru melakukan otoritas sesuai tanggung jawannya. Berilah ruang bagi guru untuk menjalankan kebijakan dan kreatifitas  guru sesuai kemampuannya.

Semoga bisa saling bersinergi.
Semoga anak- anak menjadi anak yang sholeh shalihah.
Semoga para guru diberi kesehatan.
Semoga para orang tua diberi rizki yang berlimpah.

# Tetap Semangat!
# Tetap Belajar!
# Belajar menjadi blogger!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengajar Gaya Motivator

GURU BETULAN ATAU GURU KEBETULAN   ? Pertanyaan ini hanya diri kita sendiri yang bisa menjawabnya. Mengapa ada pertanyaan seperti itu? A...