RESUME KE-19
"BELAJAR MENULIS BERSAMA OM JAY"
Menulis dengan
Tata Bahasa yang Benar
Kamis, 9 April 2020
Tema : Dasar
Menulis Kata, Kalimat, dan Paragraf
Narasumber : Imam
Fitri Rahmadi
Peresume : Ummu
Hasanah
“Selamat malam waktu Indonesia dan selamat
siang Waktu Austria Bapak dan Ibu peserta menulis.Apa kabar? Semoga
senantiasa dalam keadaan sehat. Alhamdulillah, siang ini pukul 14:00 di
Austria cuacanya cerah. Seperti ini pemandangan dari student dormitory saya di
lantai 11.
Yth. Bapak dan Ibu peserta belajar menulis
melalui grup WhatsApp Perkenalkan, saya Imam Fitri Rahmadi,
dosen Universitas Pamulang yang sekarang sedang kuliah S3 di Johannes Kepler
Universität Linz Austria (2019-sekarang).” Itulah kalimat
yang disampaikan oleh narasumber untuk mengawali materi.
Profil Narasumber:
Imam Fitri Rahmadi, Beliau pernah menulis 2 buku yang
diterbitkan oleh Elex Media Komputindo ketika masih kuliah S1 di UIN Jakarta
(2018-2013). Pada penghujung kuliah S2 di Universitas Negeri Jakarta (2016),
beliau mulai tertarik untuk menekuni penulisan akademik. Pada akhirnya, ketika
mulai menjadi dosen di Universitas Pamulang (2017), beliau mengelola jurnal,
menjadi reviewer jurnal kampus lain, dan banyak mengikuti pelatihan penulisan
akademik bahasa Inggris untuk keperluan persiapan studi lanjut ke luar negeri.
“ini
merupakan blog saya yang kesekian kalinya, berisi tulisan tentang bagaimana
menulis dalam konteks akademik. Semester ini, saya mengambil mata kuliah
Academic Writing English untuk belajar lebih lanjut tentang penulisan akademik.
Bertepatan dengan ini semua, saya diminta oleh Omjay untuk mengisi materi yang
sedikit lebih teoretis tentang dasar menulis.”Kata Beliau.
Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan dasar menulis,
meliputi: pemilihan kata, penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf. Materi
beliau tulis untuk bisa digunakan bukan hanya untuk penulisan akademik, tetapi
juga untuk penulisan personal dan formal supaya materi dapat bermanfaat bagi
semua peserta pelatihan yang beragam. Maka, beliau sudah menyiapkan tulisan
khusus di blog berisi materi yang dimaksud: https://tigabelase.wordpress.com/2020/04/06/dasar-menulis-kata-kalimat-dan-paragraf/
Dasar Menulis: Kata, Kalimat, dan Paragraf
Semua
orang bisa menulis. Paling sederhana menulis status di WhatsApp dan Facebook,
atau sekadar menulis keterangan foto yang diunggah di Instagram. Tulisan bisa
menggunakan kata, kalimat, dan bentuk paragraf sesukanya. Menulis secara
personal memang sangat bebas tidak harus sesuai dengan suatu aturan penulisan
tertentu. Berbeda jika ingin menulis formal, apalagi menulis untuk keperluan
akademik, terdapat berbagai kaidah baku yang harus diikuti.
Tulisan ini membahas pemilihan kata, penulisan
kalimat, dan penyusunan paragraf dalam konteks penulisan personal, formal,
maupun akademik. Penulisan personal adalah sebagaimana anda menulis status atau
menulis blog dengan gaya personal. Penulisan formal biasanya digunakan oleh
para jurnalis untuk menulis berita atau oleh para blogger profesional untuk
menulis artikel populer. Sedangkan penulisan akademik digunakan oleh para
akademisi untuk menulis berbagai karya ilmiah seperti makalah, laporan
penelitian, atau artikel jurnal.
Ketiga konteks penulisan dibahas supaya dapat
memberikan gambaran besar dan perbedaan di antara ketiganya. Pemilihan kata,
penulisan kalimat, dan penyusunan paragraf merupakan hal paling mendasar yang
perlu dipelajari supaya dapat menulis dengan baik. Jika hal tersebut sudah
dikuasai, anda akan dapat membuat tulisan yang enak dibaca dan mudah dipahami
sesuai dengan tujuan dan konteks penulisan.
Beberapa strategi dalam tulisan ini saya sarikan
dari pengalaman pribadi selama belajar menulis, dan terutama ketika mengikuti
berbagai pelatihan bahasa Inggris untuk keperluan akademik, yang biasa disebut
dengan english for academic purposes. Adaptasi strategi
penulisan dari bahasa Inggris saya lakukan karena ternyata rumusan yang
digunakan jauh lebih sederhana dan mudah dipahami daripada teori yang diambil
dari Bahasa Indonesia. Tidak ketinggalan, penjelasan materi dalam tulisan juga
dilengkapi dengan contoh nyata.
Semoga tulisan ini dapat bermanfat bukan hanya
sebagai landasan teoretis tetapi juga landasan praktis bagi siapa saja yang
sedang belajar menulis baik dalam gaya personal, formal, maupun akademik.
Pemilihan kata sangat menentukan rasa tulisan. Perihal
pilihan kata yang tepat dan selaras untuk menulis kalimat sesuai dengan tujuan
dan konteks penulisan disebut dengan diksi. Antara penulisan personal, formal,
dan akademik, diksi yang digunakan bisa sangat berbeda meskipun dimaksudkan
untuk mengungkapkan atau menggambarkan hal yang sama.
Sebagai contoh, coba cermati tiga kalimat di bawah
ini:
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang ngobrol-ngobrol dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berbincang-bincang dengan kepala sekolah.
Ibu guru sedang berdiskusi dengan kepala sekolah.
Berbeda satu kata saja dapat merubah rasa dari
kalimat. Antara ngobrol-ngobrol, berbicara, dan berdiskusi, ketiganya sama-sama
menggambarkan proses bertukar informasi antara ibu guru dengan kepala sekolah.
Namun, kata ngobrol-ngobrol terasa lebih personal, kata berbicara terasa lebih
formal, sedangkan kata berdiskusi terasa lebih akademik.
Jika dalam bahasa Inggris sangat mudah untuk
menemukan klasifikasi kelas kata karena bahasa Inggris sendiri sudah jelas
terbagai menjadi dua, yaitu general English dan academic
English. Selain itu, terdapat banyak kamus yang khusus berisi kumpulan
kosa kata akademik atau academic words. Pada bahasa Indonesia,
sepertinya belum ada kamus khusus seperti itu, jadi anda sendiri yang harus
cermat mempertimbangkan diksi yang akan digunakan jika ingin menulis lebih
formal atau akademik.
Contoh sederhana lainnya, seperti kata ganti orang
pertama: gue, aku, dan saya, yang memiliki
rasa tersendiri jika dipakai pada sebuah kalimat. Gue dan aku terasa
sangat personal, sedangkan saya terasa lebih formal. Lalu
bagaimana untuk penulisan akademik?
Pada penulisan akademik, kata ganti personal baik
orang pertama, kedua, atau ketiga sebaiknya dihindari dengan mengubah kalimat
aktif menjadi kalimat pasif dan menghilangkan kata gantinya. Misalkan, “saya
melakukan penelitian ini untuk mendeskripsikan . . .”, maka sebaiknya ditulis
seperti ini: “penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan . . .”
Jadi, silakan dilihat dan dipertimbangkan kembali
diksi dalam tulisan anda selama ini; apakah cenderung personal, lebih formal,
atau bahkan sangat akademik?
Menulis kalimat yang baik sesuai dengan Subjek, Prediket,
Objek, dan Keterangan (SPOK) sudah dipelajari sejak di bangku Sekolah Dasar
(SD). Apakah anda masih ingat?
Jika masih ingat, berarti baru saja anda
membayangkan sebuah kalimat sederhana atau tunggal yang setidaknya terdiri dari
subjek dan predikat, seperti “saya membaca” atau yang lebih lengkap “saya
membaca tulisan di blog.” Namun, yang selama ini jarang dipraktekkan dalam
menulis, bahwa juga terdapat aneka bentuk kalimat majemuk yang perlu diterapkan
dalam tulisan anda supaya tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Terdapat 4 macam kalimat majemuk: setara, rapatan,
bertingkat, dan campuran. Jujur saja, saya sendiri tidak pernah menerapkan
keempat rumusan kalimat majemuk tersebut karena cukup rumit. Saya justru selalu
menggunakan rumus yang saya dapat ketika belajar bahasa Inggris untuk keperluan
akademik yang jauh lebih sederhana.
Selain kalimat sederhana (simple
sentence), dalam bahasa Inggris terdapat dua bentuk kalimat lain,
yaitu kalimat gabungan (compound sentence) dan kalimat
kompleks (complex sentence). Kalimat gabungan dibuat dengan
menambahkan salah satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk),
and (dan), nor (maupun), but (tetapi),
or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan
kalimat kompleks dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika),
after (setelah), because (karena), since (sejak),
although (meskipun), while (sementara), dan
lainnya. Supaya lebih jelas, seperti ini contohnya:
Kalimat sederhana:
Saya membaca tulisan di blog.
Saya membaca tulisan di blog.
Kalimat sederhana ini bisa dikembangkan menjadi
kalimat gabungan:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat.
Kalimat sederhana tersebut juga bisa dijadikan
kalimat kompleks:
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Saya membaca tulisan di blog ketika sedang bekerja dari rumah.
Satu lagi, kalimat gabungan dapat disatukan dengan
kalimat kompleks yang kemudian disebut sebagai kalimat campuran:
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Saya membaca tulisan di blog untuk menambah pengetahuan tentang cara menulis kalimat ketika sedang bekerja dari rumah.
Jadi, anda harus menerapkan variasi kalimat dalam
setiap paragraf supaya tulisan tidak monoton dan lebih menarik untuk dibaca.
Variasi kalimat ini berlaku untuk penulisan personal, formal, dan akademik.
Mari kita simak bagaimana menyusun paragraf dulu, setelah itu akan saya
jelaskan penerapan variasi kalimat dalam sebuah paragraf.
Apalagi tentang paragraf, pasti anda sudah sering
mendengar penjelasannya. Betul, paragraf adalah kumpulan kalimat yang mempunyai
satu kalimat topik (topic sentence) sebagai ide pokok atau
gagasan utama (main idea) dan beberapa kalimat penjelas (supporting
sentences) sebagai detail yang menjelaskan ide pokok. Dalam kata lain,
sering disebut juga bahwa paragraf memiliki satu induk kalimat dan beberapa
anak kalimat. Kesimpulan bisa ditambahkan pada setiap akhir paragraf jika
dibutuhkan.
Secara umum, paragraf dibagi menjadi dua, yaitu
paragraf deduktif dan induktif. Paragraf deduktif meletakkan gagasan utama pada
kalimat pertama dalam paragraf dengan penjelasan dari umum ke khusus. Sedangkan
paragraf induktif adalah sebaliknya; gagasan utama pada kalimat terakhir dalam
paragraf degan penjelasan dari khusus ke umum. Nah, supaya tulisan enak dibaca
dan mudah dipahami, sebaiknya gunakan jenis paragraf yang pertama.
Gagasan utama yang terletak pada kalimat pertama
dalam sebuah paragraf memudahkan pembaca untuk langsung mendapatkan ide pokok
paragraf di awal. Berbeda ketika gagasan utama diletakkan pada kalimat terakhir
dalam sebuah paragraf, pembaca harus membaca sampai ujung paragraf dulu baru
mendapatkan ide pokoknya. Lantas bagaimana caranya menyusun paragraf yang enak
di baca dan mudah dipahami?
Sekarang saatnya menerapkan variasi kalimat dalam
sebuah paragraf. Caranya sederhana untuk membuat paragraf yang enak di baca dan
mudah dipahami: tulis kalimat topik dalam bentuk kalimat sederhana, baru
kemudian lakukan variasi bentuk kalimat pada beberapa kalimat penjelasnya.
Jadi, kalimat topik yang berlaku sebagai gagasan utama harus ditulis dalam
bentuk sesederhana mungkin. Hindari menggunakan kalimat gabungan dan kompleks
untuk menuliskan gagasan utama. Sebaliknya, lakukan aneka variasi kalimat pada
beberapa kalimat penjelas dan diperhalus transisinya dengan konjungsi atau kata
penghubung. Supaya lebih jelas, mari kita lakukan simulasi paragraf dengan
menggunakan beberapa kalimat berikut:
Kalimat topik:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan.
Beberapa kalimat penjelas:
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas.
Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri.
Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit.
Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel.
Lebih banyak waktu untuk keluarga.
Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi.
Menghemat biaya operasional kantor.
Apabila dijadikan paragraf yang semua merupakan
kalimat sederhana, maka jadinya seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan kelebihan. Bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu jelas. Karyawan harus membuat jadwal jam kerja sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel. Lebih banyak waktu untuk keluarga. Menghemat pengeluaran untuk biaya transportasi. Menghemat biaya operasional kantor.
Namun, jika anda melakukan variasi bentuk kalimat
dan menambahkan beberapa konjungsi, menjadi lebih enak dibaca dan mudah
dipahami seperti ini:
Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan
kelebihan. Pada
satu sisi, bekerja dari rumah menjadikan jadwal kerja tidak begitu
jelas sehingga karyawan harus membuat jadwal jam kerja
sendiri. Bekerja jadi tidak nyaman bagi yang memiliki rumah sempit. Pada
sisi lain, bekerja dari rumah justru waktu menjadi lebih fleksibel dan lebih
banyak waktu untuk keluarga. Selain itu, bekerja dari
rumah bukan hanya dapat menghemat pengeluaran untuk biaya
transportasi tetapi juga menghemat biaya operasional kantor.
Silakan rasakan perbedaannya. Bandingkan antara
membaca paragraf yang isinya semua hanya kalimat sederhana dengan paragraph
yang berisi variasi kalimat gabungan dan kompleks. Konjungsi yang berfungsi
sebagai transisi antar kalimat membuat setiap kalimat dalam paragraf mengalir
dengan baik sehingga paragraf enak dibaca dan mudah dipahami.
Satu hal lagi tentang paragraf yang penting
disampaikan sebelum tulisan ini saya sudahi. Masih banyak yang kebingungan
dalam membuat kalimat topik sebagai gagasan utama dalam paragraf. Baik, cara
gampang untuk membuatnya, adalah pastikan anda meletakkan ide pengontrol
atau controlling idea pada setiap kalimat topik. Contohnya
seperti kalimat topik di atas: “Bekerja dari rumah memiliki kekurangan dan
kelebihan”, di sini kekurangan dan kelebihan bekerja dari rumah menjadi ide
pengontrolnya. Ada lagi misalnya: “Pencegahan virus Corona dapat dilakukan
dengan berbagai cara,” maka di sini berbagai cara pencegahan virus dijadikan
pengontrol paragraf sehingga kalimat penjelasnya harus terdiri dari beberapa
kalimat yang memberikan informasi apa saja berbagai cara pencegahannya.
Sangat menarik membahas hal mendasar dalam menulis.
Sayangnya tulisan ini sudah terlalu panjang dan lebih baik untuk disambung pada
lain kesempatan. Apalagi membahas tentang paragraf, sangat tidak cukup hanya
dijelaskan dalam satu postingan tulisan. Bahkan, ada satu buku khusus yang
membahas tentang bagaimana menulis aneka model paragraf yang baik dan benar
sesuai kaidah yang berlaku.
Beberapa dasar menulis yang dijelaskan di sini,
sekiranya cukup untuk dijadikan bekal untuk dapat menulis dengan baik dalam
konteks personal, formal, maupun akademik. Selebihnya, perlu membiasakan diri
untuk memilah dan memilih diksi yang sesuai, menulis aneka variasi kalimat, dan
menyusun paragraf yang enak dibaca dan mudah dipahami. Semakin banyak berlatih,
semakin terampil menulis.
Apabila terdapat pertanyaan, saran, atau hal lain,
silakan dapat ditulis pada kolom komentar. Senang untuk berbagi dan semoga
dapat bermanfaat. Selamat belajar menulis.
Setelah para
peserta membaca materi, dilanjutkan denga sesi tanya jawab, dalam sesi ini para peserta
sangat antusias sehingga muncul sangat banyak pertanyaan yang bisa disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Proses dan rahasia kreatif yang beliau lakukan adalah dengan membaca. Inspirasi itu secara ilmiah bukan berarti
ditemukan dengan merenung di bawah pohon atau duduk di pinggir danau sambil
melamun. Jika anda ingin menulis, berarti harus banyak baca dulu. Memperbanyak
input sebelum outputnya ditulis.
2.
Hambatan terbesar adalah mencari Niche alias
topik yang orisinil yang belum ditulis oleh orang lain. Saya lebih sudah
menyebutnya sebagai tantangan. Ibarat mau meneliti, tantangannya adalah mencari
reserach gap sebagai novelty penelitian kita.
3.
Literasi digital generasi milenial masih sangat
minim. Gerakan literasi digital di Indonesia sudah banyak yang mengarah ke
penanggulangan hoaks, ciber bullying, pornografi, dan lainnya.
4.
Bagaimana tips memilih konjungsi yang tepat
untuk menghubungkan setiap kalimat dlm satu paragraf dan bagaimana
menghubungkan antar paragraf. Konjungsi
antar kalimat dipilih berdasarkan jenis kalimatnya.Sedangkan, konjungsi antar
paragraf dikontrol dengan kalimat topiknya.
5.
Untuk menjawab ini harus melihat gambaran besar
struktur sebuah artikel. Jadi, dalam
pendahuluan, penulis mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu.
Pendapat penulis mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu
nanti yang akan ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel
nyambung semuanya.
6.
Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang
dibahas/ diutarakan. Apakah bisa untuk
memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan bahasa dalam sebuah kalimat menggunakan bahasa lokal. Dan apakah daerah
lain paham jika menggunakan bahasa lokal.
Jika tanpa ada keterangan yg umum/ bahasa yg duketahui oleh umum.
7.
Cara
berlatih supaya kita pandai memilih atau menempatkan kata-kata, sehingga
menarik bagi para pendengar atau pembaca yaitu kita harus membagi tulisan itu. Jadi, dalam pendahuluan, penulis
mencantumkan thesis statement alias pendapat penulis dulu. Pendapat penulis
mengandung beberapa kalimat topik. Nah, kalimat topik itu nanti yang akan
ditaruh satu per satu di setiap paragraf. Sehingga satu artikel nyambung
semuanya. Jadi, dilihat, kalau
kalimatnya mengandung sesuatu yang kontras bisa gunakan konjungsi: namun,
padahal, dan lainnya.
8.
Dalam membuat kalimat harus jelas topik yang
dibahas/ fiutarakan bisa untuk memperjelas kalimat yang dimaksud menggunakan
bahasa dalam sebuah kalimat menggunakan
bahasa lokal. Cara penulisannya, bahasa lokal dituliskan dengan huruf miring.
Kemudian dikasih penjelasan apa yang dimaksud dari istilah lokal yang digunakan
tersebut. Apabila sudah ditulis miring sebetulnya dalam kaidah penulisan bahasa
indonesia semua orang sudah paham kalau itu istilah di luar bahasa indonesia.
9.
Kalau membuat kalimat yg dilihat diparagraf
tinggal memberi kata penyambung yg manis, jika mengoreksi tulisan org lain lbh
sulit apa sebaliknya? Terima kasih Kalau
membenarkan tulisan orang lain yang banyak kesalahannya memang cukup rumit. Mending
ditulis ulang dengan kata sendiri. Ibarat penjahit, lebih suka jahit baju dari
awal daripada harus benerin baju yang salah jahit. Namun, jika dasar-dasar menulis sudah dikuasai, akan mudah
mengoreksi tulisan orang lain.
10.
Bahasa secara alamiah harus terus menerus
berlatih , baik dari segi writing, speaking, listening, maupun reading karena
otak belum terbiasa untuk mengolah bahasa kembali. Solusinya, membiasakan diri kembali untuk menulis. Sebetulnya tidak
mengulang dari awal, Ibu tinggal me-recall/memanggil kembali kebiasaan Ibu
dalam menulis dulu, kemudian mulai dibiasakan lagi mulai dari sekarang hingga
ke depannya.
11.
Cara membuat pragraf yg tepat Pahami kembali struktur paragraf. Materi yang saya tulis belum
terlalu dalam membahas tentang penyusunan paragraf. Jika kalimat topik membutuhkan detail apa, maka jelaskan apanya. Jika kalimat topik butuh detail kenapa,
maka jelaskan kenapanya. Satu lagi,
jika apa dan kenapa tidak berfungsi, saatnya berpikir alternatif dengan kata
"jika". Yang ini agak susah dijawab dengan tulisan. Namun, beberapa
paragraf dalam tulisan materi saya ada juga yang menggunakan alternatif kata
"jika".
12.
Artikel
bebas atau artikel populer bisa menggunakan antara kata personal atau formal.
Yang pasti, kata ganti orang sangat dihindari dalam penulisan akademik. Dalam konteks blog, saya dan anda masih
termasuk formal, para blogger profesional banyak menggunakan kata ganti itu.
Aku dan kamu bisa digunakan juga supaya terasa lebih personal. Jadi, lihat
kembali siapa pembaca.
13.
Tentang penggunaan kalimat, kata atau juga frasa . Terkadang dalam menulis buku ada
beberapa istilah teknis yang justru kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sedikit aneh, dan
mungkin berubah pemahaman bagi pembaca
14.
Tidak
ada ketentuan dari penerbit bahwa naskah diupayakan dalam bahasa
Indonesia yang baku . Dalam tata Bahasa
Indonesia yang resmi pun kata
asing boleh dimasukkan dengan cara penulisan tertendiri. Biasanya dengan
dicetak miring. Semua tergantung
konteks dan terget pembaca sebetulnya. Penerbit besar seperti Elexmedia, naskah
teman beliau diterbitkan di sana dengan gaya bahasa elu gue. Tidak msalah
karena target pembaca anak alay.
15.
Dalam
menulis karya ilmiah boleh menggunakan
paragraf deduktif, induktif atau
campuran . Namun, dalam teori
penulisan akademik, supaya paragraf mudah dipahami gunakan paragraf deduktif.
Jadi, kalimat pokok selalu di depan. Dalam penulisan artikel jurnal juga
seperti itu. Sejauh beliau mengamati, penerapan paragraf deduktif,
induktif atau campuran, itu hanya
diaplikasikan dalam reading atau naskah bacaan untuk ujian bahasa atau ujian
sekolah Namun, praktik dalam menulis, yang banyak digunakan adalah paragraf
deduktif.
16.
Penulisan paragraf dalam sebuah buku harus selalu memperhatikan pemilihan diksi, tetapi tergantung
target pembaca.Dalam konteks buku pelajaran sebaiknya gunakan diksi yang formal
saja. Siswa akan bingung jika diksi terlalu akademik. Beda misalkan membuat buku teks untuk anak kuliah atau kalangan
akademisi, dimana ini sudah masuk ke penulisan akademik, gunakan diksi
akademik.
17.
Dalam
menulis tidak harus menggunakan
kata baku Sederhananya, mengutip judul lagunya
almarhum Glen Fredly, "terserah . . ." Sesuka penulisanya jika ingin
menulis fiksi. Namun, ada satu hal
yang tetap dijadikan patokan, setiap satu paragraf pasti ada inti pesan yang
ingin disampaikan meskipun dalam penulisan fiksi. Tetapi, dalam penulisan paragraf tersebut tidak seketat penulisan
non-fiksi.
18.
Tulisan yang baik dan menarik adalah yang
ditulis sesuai dengan kaidah penulisan, terutama ini dalam konteks penulisan
formal dan akademik.Tips dan trik:Perbanyak input: membaca Berlatih: mencoba sedikit demi sedikit
beberapa dasar menulis yang sudah kita pelajari Menulis: rajin menulis Kata
yang benar adalah kata yang digunakan sesuai dengan tujuan dan konteksnya.
19.
Kalimat gabungan dibuat dengan menambahkan salah
satu kata dari singkatan FANBOYS: for (untuk), and (dan), nor (maupun), but
(tetapi), or (atau), yet (namun), so (sehingga). Sedangkan kalimat kompleks
dirangkai dengan menambahkan kata seperti when (ketika), after (setelah),
because (karena), since (sejak), although (meskipun), while (sementara), dan
lainnya. Jika sudah sesuai dengan
kaidah di atas, kalimat campuran akan baik. Silakan lihat contoh pada materi di
blog. Pak Imam mulai
rajin menulis sejak kuliah S1 dengan mengikuti salah satu komunitas menulis
tentang narasi lokal di sini: https://akumassa.org/id/author/imam-fitri-rahmadi. Jenuh sesekali datang. Caranya
tutup laptop, jalan keluar. Baru balik lagi dengan pikiran yang fresh
20.
Dalam penulisan formal dan akademik, paragraf
deduktif lebih efektif dan sangat disarankan.
21.
Secara teoretis, paragraf yang baik sudah dijelaskan
pada materi di blog dan diperjelas kembali lewat jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Sebagai
penulis pemulia, bisa bertahap tidak harus langsung sempurna sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Jadi, mohon maaf, Bapak
dan Ibu; jangan sampai semua teori yang kita bahas malam ini justru bikin keder
untuk menulis. Pelan-pelan saja mari kita pahami dan mulai terapkan sedikit
demi sedikit.
22.
Laporan dalam konteks pekerjaan memang harus
dengan diksi yang formal untuk menunjukkan profesionalitas. Kedekatan personal
dalam konteks kerja profesional justru menjadi hal yang kurang pas. Bisa saja
dekat secara personal, namun untuk urusan laporan kerja tetap formal. Diksi yang salah membuat kalimat susah
dipahami dan bisa berujung pada miskomunikasi.
23.
Ibarat tema merupakan suatu bangun, awalnya kita
menulis dengan sudut pandang dari sebelah kiri bangunan, kembangkan dengan
melihat dari sudut sebaliknya dan sudut yang lainnya.